UKM di Cimahi Dinilai Ikut Membantu dalam Mengurangi Jumlah Pengangguran
Perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kota Cimahi dinilai bisa menyumbang peran dalam mengurangi jumlah pengangguran di Kota Cimahi.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kota Cimahi dinilai bisa menyumbang peran dalam mengurangi jumlah pengangguran di Kota Cimahi.
Berdasarkan data dari Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Cimahi jumlah pengangguran di Kota Cimahi mencapai 14 ribu orang.
Sementara hingga tahun 2017 tercatat ada 8.000 UKM yang terdaftar, tetapi hanya ada 2.000 UKM saja yang hingga saat ini masih bertahan.
"Disdagkoperin berperan menyumbang 1.000 lapangan kerja sesuai program Wali Kota Cimahi dan keberadaan UKM ikut membantu mengurangi jumlah pengangguran," ujar Kepala Dinas Perdagangan Koperasi UMKM dan Perindustrian (Disdagkoperin) Kota Cimahi, Adet Candra saat ditemui di Kompleks Perkantoran Pemkot Cimahi, Kamis (6/9/2018).
• Pemkot Cimahi Tak Akan Berikan Modal Untuk Pelaku UKM, Ini Alasannya
Untuk diketahui, salah satu program pengentasan pengangguran di Kota Cimahi yang dipilih oleh Wali Kota Cimahi, Ajay M Priatna yakni mengarahkan masyarakat untuk menjadi pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM).
Ia mengatakan, jumlahnya UKM di Kota Cimahi saat ini ada peningkatan, tetapi jumlahnya tidak tetap atau naik turun.
"Namanya usaha itu kan pasti ada yang mampu bertahan, ada yang pelakunya tidak kuat dengan ekosistem UKM akhirnya mundur," katanya.
Terlebih, kata Adet, saat ini pelemahan nilai tukar rupiah menjadi kekhawatiran pihaknya pada keberlangsungan UKM di Cimahi karena tak sedikit produksi UKM yang bahan materialnya perlu diimpor.
Pilih Jokowi atau Prabowo di Pilpres 2019, Ini Jawaban Mahfud MD https://t.co/IVVbAJo9NU via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 6, 2018
Saat ini, lanjut Adet, kebanyakan UKM di Kota Cimahi, bergerak pada bidang kraft, makanan dan minuman, telematika, serta fesyen.
Menurutnya, ketahanan mereka dalam menjalankan usahanya pasti dipengaruhi berbagai hal, seperti pelemahan rupiah.
"Kalau sekarang, kondisinya mungkin berdampak. Tapi mereka belum laporan sama kita," kata Adet. (*)