Peristiwa G30S PKI
Sukitman Lolos Dari Peristiwa Berdarah G30S/PKI, Dengar Bunyi Tembakan dan Sembunyi di Bawah Truk
Sukitman tak menduga suara tembakan itu adalah awal dari penculikan para jenderal.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Ravianto
"Ke lubang Buaya, tempat para jenderal dibunuh," jawab Kopral Iskak, orang yang mengajaknya tersebut.
"Pada waktu itulah saya baru tahu bahwa yang dikatakan 'Ganyang kabir, ganyang kabir!' itu para jenderal," ungkap Sukitman.
Jalan yang diambil melewati Cililitan, Kramat Jati, Pasar Hek bukan sesuatu yang asing bagi Sukitman, karena dulu ia pernah mengikuti latihan di daerah itu.
Selesai mengambil nasi, mereka segera kembali ke Gedung Penas untuk membagikan nasi kepada pasukan.
Merasa lelah, Sukitman akhirnya tertidur.
Hari telah berganti, namun peluang bagi Sukitman untuk melarikan diri sangatlah kecil.
Kira-kira pukul 14.00 WIB, Sukitman merasa kepalanya pusing.
Ia memutuskan masuk ke kolong truk untuk berbaring.
Sukitman menggunakan helm untuk mengganjal kepala, senjatanya yang patah ia letakan di dekatnya.
Kepalanya yang pusing diikat dengan scraf yang sebelumnya digunakan oleh pasukan yang menyanderanya.
Saat Sukitman tertidur ia mendengar bunyi tembakan dari berbagai arah.
"Meskipun saya mendengar bunyi tembakan gencar, entah mengapa mata saya tidak mau diajak kompromi untuk melek," katanya.
Ketika terbangun sore hari skeitar pukul 16.00 WIB, Sukitman tidak bisa menemukan pasukan yang sebelumnya berjumlah banyak.
Ia hanya sendirian di tempat tersebut padahal truk masih berjejer.
Setelah itu, ia bertemu dengan pasukan yang tengah mencari jejak anggota yang terlibat G30S/PKI.
Sukitman dibawa ke markas Cakrabirawa.
Setelah bertemu dengan sejumlah orang, ia akhirnya dibawa ke jalan Merdeka untuk menghadap Panglima Kostrad Mayjen Soeharto.