Hafid Jadi Perwira TNI AD, Anak Tukang Gorengan dan Kuli Bangunan Ini Bertekad Jadi Panglima TNI
Hafid Bahtiar pun meyakini orangtuanya untuk meminta restu, meskipun hidup serba kekurangan.
Penulis: Widia Lestari | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Ia meluangkan waktunya setelah pulang sekolah untuk bekerja.
Hafid Bahtiar bekerja sebagai tukang batu marmer dan menjadi pelatih basket anak-anak di kampungnya.
Upah yang didapat dari dua pekerjaan itu, ia gunakan untuk makan sehari-hari dan uang jajan.
“Honor yang didapat lumayan buat beli makan sehari-hari dan uang saku sekolah,” ujar Hafid Bahtiar.
Kondisi keluarganya ini tak membuat Hafid Bahtiar patah semangat.
• Anak 4 Tahun Hampir Mati Kelaparan, Tubuhnya Kurus Kering, Sang Ayah Sebut Jadi Percobaan Medis
• Atlet Dayung Indonesia Berlatih Keras di Waduk Jatiluhur, Optimistis Dulang Emas di Asian Games
Ia tetap pada pendiriannya untuk menjadi seorang Perwira TNI.
Hafid Bahtiar pun meyakinkan orangtuanya saat meminta restu meskipun hidup serba kekurangan.
“Los aja Pak, Bismilah saja. Nggak usah memikirkan biaya untuk masuk Taruna," kata sang ayah, Mujani menirukan ucapan anaknya.
Terbukti, pada 2014, ia mengikuti tes kedua, Hafid Bahtiar berhasil lolos sebagai Taruna Akmil.
Hafid Bahtiar bahkan menjadi mayoret Taruna Drumb Band saat pendidikan di sana.
Hafid Bahtiar menunjukkan semangatnya yang tinggi.
Walaupun orangtuanya dulu tukang gorengan dan kini hanya kerja serabutan, Hafid Bahtiar bercita-cita menjadi seorang Jenderal.
“Meski saya anak seorang kuli bangunan tetapi cita-cita saya ingin menjadi Panglima TNI,” kata Hafid Bahtiar.
• Sekelumit Keanehan Kerajaan Ubur-ubur, Ratu Sebut Nama Jokowi hingga Bisikan Bobol 2 Bank Dunia
• Menguak Kerajaan Ubur-ubur, Mulai Bisikan Gaib, Doa pada Malam Jumat, hingga Ambisi Bobol Bank