Tim Angklung Bandung ke Eropa

Terlunta-lunta di Eropa, Tim Muhibah Angkung Paguyuban Pasundan Ngamen dan Tinggal di Rumah Warga

Tim Muhibah Angklung dari Paguyuban Pasundan, Kota Bandung, beranggotakan 36 pelajar "mengamen" di sejumlah negara di Eropa

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Kisdiantoro
Istimewa
Dokumentasi 13th International Youth Festival of Arts (IYFA) “Muzite” di Sozopol, Bulgaria, pada 10-15 Juli 2018. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius/M Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tim Muhibah Angklung dari Paguyuban Pasundan, Kota Bandung, beranggotakan 36 pelajar berusia 15-19 tahun terpaksa "mengamen" di sejumlah negara di Eropa.

Hal itu terpaksa dilakukan karena kekurangan biaya saat menjadi duta bangsa di sejumlah negara di Eropa.

Hingga Jumat (20/7/2018), mereka masih berada di sana dan hidup dengan akomodasi alakadarnya.

"Kami terus berhemat di sini. Kadang kami tinggal sementara di rumah orang Indonesia yang ada di sini. Kami juga dibantu komunitas setempat, kadang juga ditampung KBRI atau KJRI, termasuk makan dan tempat tinggal. Untuk bertahan, kami terpaksa ngamen. Uang hasil ngamen kami belikan bahan makanan dan masak bareng-bareng," kata Ketua Tim Muhibah Angkung Paguyuban Pasundan, Maulana Syuhada (41), kepada Tribun melalui sambungan telepon, Kamis (19/7).

Tim Muhibah Angklung dari Paguyuban Pasundan berangkat ke Eropa pada akhir Juni lalu. Ada tiga festival internasional yang mereka ikuti.

Selain 59th International Folklore Festival of Nasreddin Hodja di Aksehir, Turki, pada 4-10 Juli, mereka juga berpartisipasi dalam 13th International Youth Festival of Arts (IYFA) "Muzite" di Sozopol, Bulgaria, 10-15 Juli.

Dokumentasi 13th International Youth Festival of Arts (IYFA) “Muzite” di Sozopol, Bulgaria, pada 10-15 Juli 2018.
Dokumentasi 13th International Youth Festival of Arts (IYFA) “Muzite” di Sozopol, Bulgaria, pada 10-15 Juli 2018. (Istimewa)

Kemarin, mereka masih bertahan agar tetap bisa ikut berpartisipasi dalam International Music and Folk-Dance Festival "Summer in Visoko" di Visoko, Sarajevo, Bosnia and Herzegovina, 20-25 Juli.

Gian Zola Ingin Segera Hijrah ke Persela Lamongan

Maulana mengatakan, persiapan panjang telah mereka lakukan untuk muhibah ini. Sejak satu tahunan lalu, hampir semua waktu senggang selalu mereka gunakan untuk berlatih, termasuk melatih sejumlah tarian tradisional yang rencananya akan mereka tampilkan.

Terlebih, sebuah perusahaan telah menjanjikan akan membiayai semua akomodasi perjalanan ini, yang jumlahnya mencapai Rp 1,5 miliar.

Namun, hanya berselang seminggu sebelum keberangkatan, pihak sponsor yang awalnya setuju membiayai kebutuhan transportasi dan akomodasi mereka selama di Eropa tiba-tiba membatalkan janji mereka.

Manajemen Persib Bandung Tak Mau Sembarangan Datangkan Pemain Anyar, Ini Alasannya

Kabar pembatalan sponsor itu tentu saja membuat mereka syok. Sebab, hampir mustahil mencari sponsor baru dalam waktu tersisa.

Namun, tak mau menyerah begitu saja, mereka pun bertekad terus mengusahakannya hingga detik-detik terakhir.

"Terlebih, kami juga sudah telanjur mengonfirmasi kedatangan kami kepada panitia. Beruntung, menjelang keberangkatan, ada sebuah bank yang bersedia membiayai keberangkatan kami meski hanya untuk tiket pesawat, pergi-pulang, Jakarta-Amsterdam," kata Maulana.

Akhirnya, dengan tiket promo pulang-pergi yang dibayarkan bank daerah itu, Maulana dan timnya sampai di Amsterdam, Belanda, 28 Juni 2018. Tim ini tidak langsung mendarat di negara tujuan mengingat biaya tiketnya jauh lebih murah jika melakukan penerbangan ke Belanda.

KPK Operasi Tangkap Tangan di Lapas Sukamiskin, Polrestabes Bandung Bantu Pengamanan

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved