HATI Disebut Rutin Diskusi Setiap Jumat Pakai Pengeras Suara, Isinya Membahas Penegakan Khilafah?

Para mahasiswa lain seringkali tak sengaja mendengar isi pembicaraan pada diskusi itu, karena HATI disebutnya kerap kali menggunakan pengeras suara.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Seli Andina Miranti
Tribunjabar/Yongky Yulius
Sekretariat organisasi kemahasiswaan HATI (Harmoni Amal dan Titian Ilmu) di kawasan pusat kegiatan mahasiswa Sunken Court kampus Institut Teknologi Bandung (ITB). Jumat (8/6/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Organisasi kemahasiswaan HATI (Harmoni Amal dan Titian Ilmu) disebut rutin mengadakan diskusi setiap Jumat siang-sore di sekretariatnya.

Sekretariatnya berada di kawasan pusat kegiatan mahasiswa Sunken Court kampus Institut Teknologi Bandung (ITB).

Untuk diketahui, HATI telah dibekukan oleh pihak kampus ITB karena diduga berafiliasi dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

"Iya, sepengetahuan saya mereka memang sering mengadakan diskusi setiap hari Jumat, antara siang dan sore," kata Johan (22) kepada Tribun Jabar, Jumat (8/6/2018).

Johan adalah seorang mahasiswa ITB yang menempati sekretariat organisasi berbeda, yang tak jauh dari lokasi sekretariat HATI.

Saat diskusi itu, ujarnya, ada sekitar lebih dari lima sampai belasan orang yang datang.

Baca: Mau Buka Puasa, Pengedar Narkoba Ini Justru Diciduk Polisi, Ini Jumlah Narkoba yang Dimilikinya

Bahkan, pada beberapa kali pertemuan, sekretariat HATI yang hanya berukuran kecil itu tak cukup menampung orang yang datang.

"Yang saya dengar, saat diskusi, mereka beberapa kali membicarakan ide yang 'keras'. Dalam artian, sekalinya A, ya terus A. Sekalinya B, ya tetap B. Misal, mereka bicara soal penegakan khilafah," kata Johan.

Johan seringkali tak sengaja mendengar isi pembicaraan pada diskusi itu, karena HATI disebutnya kerap kali menggunakan pengeras suara.

Jadi, pembicaraan pada diskusi HATI, ujarnya, sampai terdengar sejumlah mahasiswa lain di sekitaran Sunken.

"Pengeras suaranya ditaruh di depan, di teras. Pengeras suaranya sih satu, tapi yang besar. Jadinya satu Sunken pasti dengar itu. Di Sunken kan ada banyak sekretariat," katanya.

Saat ditanya apakah pembicara pada diskusi itu merupakan pembicara dari HTI, Johan mengaku tak dapat memastikannya.

Namun, dari penampilan, beberapa pembicara tampak berpenampilan lebih tua dari mahasiswa.

Baca: Warga Serbu Bazar Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Cirebon, Bahan Pokok Ini Jadi Rebutan

"Terus karena terdengar dari pengeras suara dari suara juga sepertinya pembicaranya bukan dari mahasiswa, suaranya lebih dewasa," kata Johan.

Hal senada juga dikatakan Tina (20), mahasiswa ITB lainnya yang menempati sekretariat organisasi berbeda yang tak jauh dari lokasi sekretariat HATI.

Menurutnya, HATI kerap kali menggunakan pengeras suara, sehingga, isi diskusi seringkali terdengar ke luar.

"Saya sih sebenarnya tak masalah mereka memakai pengeras suara. Tapi, isi pembicaraannya itu yang menurut saya kurang pas," kata Tina.

Saat Tribun Jabar di lokasi sekretariat HATI, ruangan tampak terkunci rapat.

Ruangan sekretariat yang ditempati HATI hanya sekitar 3 X 4 meter saja, karena satu ruangan penuh dibagi dua dengan sekretariat Unit Budaya Lampung (Ubala).

Di balik kaca depan, terpampang kayu bertuliskan 'welcome to HATI'.

Lalu, pada pintu, terpasang kertas bertuliskan 'I am Muslim, but, why must I be? Why should I be proud of? How should I think? What must I do? How to be a true one? Explore more on HATI something beyond our faith'.

Hingga berita ini diturunkan, Tribun Jabar sudah beberapa kali menghubungi nomor ponsel narahubung HATI.

Namun, beberapa kali sambungan telepon dari Tribun Jabar tak diangkat.

Diberitakan sebelumnya, Institut Teknologi Bandung (ITB)‎ membekukan salah satu organisasi kemahasiswaan yang diduga berafiliasi dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sebelumnya telah dibubarkan oleh pemerintah Indonesia.

Baca: Kapolda Jabar Imbau Pemudik Bermotor Beralih ke Kendaraan Umum

Wakil Rektor Bidang Akademi dan Kemahasiswaan ITB, Prof Bermawi P Iskandar, menjelaskan, pembekuan organisasi mahasiswa itu dilakukannya dua pekan lalu, sebagai langkah terakhir.

Sebelumnya ITB memberikan teguran dan peringatan lantaran organisasi ini sempat beberapa kali mengundang tokoh-tokoh HTI dalam diskusinya.

Terlebih, kata dia, hasil dari kegiatan diskusi tersebut kerap di posting medsos dan memang ada kaitannya dengan aspirasi dari HTI.

"‎Organisasi kemahasiswaan ini adalah HATI (Harmoni Amal dan Titian Ilmu), Organisasi ini sebetulnya sudah dua tahun lalu kami berikan peringatan karena mengundang tokoh-tokoh HTI," ujar Bermawi ditemui di Gedung Rektorat ITB, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Rabu (6/6/2018).

Baca: Sekretariat HATI ITB Terkunci Rapat, Aktivitas Terakhir Disebut Sebulan Lalu

Sumber: Tribun Jabar
Tags
HATI
ITB
HTI
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved