Anak 8 Tahun Asal Cimahi Ini Sudah Taklukan 9 Gunung, Salah Satunya Rinjani
Untuk menjaga stamina Caca, kedua orangtuanya selalu mengajarkan teknik cara mendaki yang benar.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Usianya masih terbilang sangat muda, tetapi gadis cilik asal Kota Cimahi ini, Devania Syahla Almira (8), memiliki hobi yang ekstrim dan mungkin jarang dilakukan oleh anak-anak seusianya yang lain.
Anak pasangan Asep Rustana (35) dan Nuni Fitria (30) ini memiliki hobi yang tengah banyak digemari anak muda jaman sekarang ataupun pecinta alam, yakni mendaki gunung.
Ketika mendaki gunung, ia sama seperti pendaki yang lain, memakai perlengkapan lengkap yang safety dan membawa carrier sendiri dipunggungnya.
Yang paling membanggakan kedua orang tuanya, Devania selalu kuat berjalan sendiri hingga ke puncak gunung dan tak pernah sama sekali dibantu kedua orang tuanya.
Pengakuan Mengejutkan Eks Murid Aman Abdurrahman, Butuh 5 Tahun untuk Lepas dari Doktrin https://t.co/zkewBjtLPz via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 21, 2018
Nuni Fitria, sang ibu, menceritakan, awalnya Caca, sapaan akrab Devania, bisa ketagihan saat mendaki gunung, hingga saat ini telah mampu mendaki 9 gunung yang tinggi di Indonesia.
"Awalnya dia mau sendiri, kemudian saya mengajaknya untuk yang pertama kali naik gunung Ciremai," ujarnya saat ditemui di sekolah Caca di SDN Cimahi Mandiri 1, Kota Cimahi, Senin (21/5/2018).
Pertama kalinya naik gunung Ciremai, Nuni Fitria bercerita, Caca usianya masih 5 tahun, tetapi kemampuannya ternyata tak kalah hebatnya dengan pendaki atau pun pecinta alam yang sudah biasa mendaki.
Setelah naik gunung Ciremai, Caca terus diajak kedua orang tuanya untuk mendaki beberapa gunung lain, yakni Gunung Guntur, Gunung Cikuray, Gunung Lawu, Gunung Merapi, Gunung Gede, Gunung Burangrang, Gunung Putri dan yang lebih hebatnya, terakhir Caca berhasil menaklukan puncak Gunung Rinjani.
"Kami naik gunung Rinjani pada 6 sampai 12 Mei, 3 hari sebelum puasa baru turun, kita di gunung itu 4 hari," katanya.
Baca: Lebih Aman! Grab Resmi Pasang Tombol Pemanggil Bantuan, Kamu Sudah Tahu?
Baca: Ini Ternyata Rahasia Lembutnya Kue Legendaris dari Cibadak
Di setiap pendakiannya, Caca pun tak pernah merepotkan kedua orang tuanya ketika mendaki gunung, padahal jalur untuk mencapai puncak gunung-gunung itu tak mudah untuk ditaklukkan seorang anak kecil.
Untuk menjaga stamina Caca, kedua orangtuanya selalu mengajarkan teknik cara mendaki yang benar. Saat ini, anak kelas 1 SD itu telah memahami teknik tersebut.
"Misalnya, ketika berjalan di trek pasir harus menginjak tapak kaki bekas orang lain jadi tidak licin. Kemudian kita jaga staminanya, kita banyakin istirahat," katanya.
Nuni Fitria mengaku, dia dan suaminya tak memiliki tujuan khusus mengajarkan Caca naik gunung. Dirinya dan suami hanya ingin Caca lebih bisa mencintai alam, seperti ayahnya yang merupakan seorang pendaki sejak SMA.
Sang ibu pun setelah menikah kerap diajak naik gunung dan hingga saat ini mereka bertiga kerap mendaki gunung, keduanya selalu mendorong Caca untuk terus memperlihatkan kegigihannya saat mendaki gunung.
"Awalnya kekhawatiran itu ada, tapi jika melihat kegigihan dan kemampuannya Caca saat naik gunung, saya dan ayahnya malah bangga," kata Nuni.
Caca mengaku, ketagihan naik gunung tersebut datang setelah pertama kali naik gunung Ciremai, saat itu ia sedang berada dipuncak dan melihat hamparan awan dibawahnya. Caca mengaku senang melihat hamparan awan.
Selain itu, ketika turun gunung, Caca paling senang bermain serodotan didampingi ibunya.
"Cape sih (Mendaki) tapi seru bisa lihat awan dan mainnya seru kaya serodotan dan ayunan," katanya sembar tersenyum.

Sang ayah, Asep Rustana, menambahkan, selama sembilan kali naik gunung, Caca belum pernah sakit ataupun cidera, yang paling parah, anak satu-satunya itu hanya muntah akibat terlalu lelah.
Cukup dengan istrahat di tenda dan diberikan obat juga vitamin yang cukup, Caca pun langsung kembali kuat dan mampu melanjutkan perjalanan.
"Malahan, dia tidak pernah sakit, di sekolah, pun, malah hanya Caca yang paling sehat dan belum pernah absen karena sakit," katanya.
Hal itu, Asep Rustana mengatakan, lantaran dirinya yang sudah berpengalaman naik gunung sejak tahun 1999, sehingga mengetahui kondisi anaknya ketika mendaki gunung.
Warga jalan Sukarasa, RT 1/11, Kelurahan Citeureup, Kecatamatan, Cimahi Utara, Kota Cimahi, ini mengatakan, salah satu teknik agar tubuh anaknya itu kuat dengan membiarakan anaknya itu berjalan sendiri saat mendaki.
"Bukan kita tidak sayang sama anak, tapi kalau digendong, tubuhnya tidak akan sehat dan malah membuat kondisi tubuh dia tidak kuat," kata Asep.