Cinta Silat, Bule Asal Belanda Ini Sampai Nikahi Warga Indonesia
Sebelum mencintai pencak silat, Martin awalnya adalah seorang petinju lokal di daerah tersebut dari tahun 1980 hingga akhir 1998.
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Yudha Maulana
Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Seni pencak silat merupakan sebuah warisan budaya Indonesia yang banyak diketahui oleh banyak kalangan, tidak terkecuali orang dari luar negeri.
Salah seorang warga negara luar yang benar-benar telah jatuh hati kepada seni pencak silat, yaitu Martin Markus (51), warga Amsterdam, Belanda.
Sebelum mencintai pencak silat, Martin awalnya adalah seorang petinju lokal di daerah tersebut dari tahun 1980 hingga akhir 1998.
Saat ia asyik menggeluti tinju, salah seorang rekannya di Belanda sana mengenalkan seni pencak silat asli dari Indonesia dan ada rekannya yang berada di Indonesia, yakni Cecep Arif Rahman.
Baca: Lahan Kampus ITB di Cirebon Belum Bersetifikat, Begini Penyebabnya
Merasa tertarik dengan seni bela diri khas Indonesia, kemudian markus bertolak ke Indonesia untuk menemui Cecep yang saat itu tengah menyelasaikan studi di Kota Bogor.
Setelah bertemu Cecep, kemudian Martin diajarkan berbagai gerakan silat oleh Cecep selama beberapa bulan lamanya.
Martin mengatakan, awalnya ia hanya sebatas tertarik saja, akan tetapi setelah dikenalkan pencak silat dari perguruan Panglipur, dirinya memutuskan berada di Indonesia lebih lama dari 2001 sampai 2002.
"Saya langsung mengurus visa budaya, supaya lebih lama," kata Martin saat ditemui di gelaran Kasunda internasional silat camp 2018, Masagi Gym, Jalan Jend Sudirman, Kabupaten Garut, Rabu (25/4/2018).
Baca: Ingin Punya Mata Biru, Gadis ini Memasukkan Mata Boneka ke Dalam Matanya, Ini yang Terjadi Kemudian
Ia mengatakan, silat tersendiri baginya tidak hanya sekadar beladiri semata, melainkan sebuah seni yang tidak hanya memperagakan kekerasan saja.
"Berbeda dengan tinju yang hanya sebatas olahraga saja," katanya.
Lebih mengejutkannya, setelah cukup lama menetap di Bogor dan mengenal silat, Martin yang saat itu masih melajang, dipertemukan dengan seorang wanita dan menikahinya secara resmi.
"Di Indonesia saya bisa kenal silat dan dapat istri juga," katanya.