Pemerintah Desa Patapan Inginkan Jembatan Permanen, Dananya Rp 5,5 Milyar
Warga dan para pelajar mengalami kesulitan beraktivitas karena susahnya akses jembatan antar Blok Wage dan Blok Pagedangan.
Penulis: Siti Masithoh | Editor: Isal Mawardi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Masithoh
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Warga dan para pelajar mengalami kesulitan beraktivitas karena susahnya akses jembatan antar Blok Wage dan Blok Pagedangan.
Terutama murid SDN 2 Patapan yang harus menyebrangi Sungai Cisiluk dan melepas sepatu ketika bersekolah.
Sungai itu lebarnya sekitar 25 meter dengan kedalaman mencapai 10 meter.
Kondisi air yang deras dan batu yang licin tidak menjadi halangan mereka menuntut ilmu. Mereka saling berpegangan dan menjaga agar tidak terjatuh.
Pemerintah Desa Patapan menginginkan adanya bantuan pemerintah pusat melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK).
Pemerintah setempat juga sudah mengajukan dana sejak tahun 2013 ke DPR RI. Dana yang diajukan senilai Rp 5,5 miliar.
Beberapa kali sejak tahun 2013, pemerintah sudah melakukan pengecekan beberapa kali.
"Selama ini saya selalu mengajukan baik sendiri maupun melalui dewan tetapi mentok di anggaran. Akhrinya saya merujuk ke DAK karena anggaran tersebut bisa mencapai Rp 5,5 miliar," ujar Kepala Desa Patapan Karmadi saat ditemui di kantor Desa Patapan, Jumat (6/4/2018).
Baca: Ada Jembatan Aborsi di Jakarta, Simak Mengapa Bisa Dinamakan Jembatan Aborsi
Dulu, pernah ada jembatan pada zaman Belanda di desa tersebut. Namun, ambruk karena terbawa arus banjir.
Jembatan tersebut ambruk pada tahun 1982 atau tiga puluh tahun yang lalu.
Pondasi jembatan tersebut pernah dibuat jembatan dari bambu tapi terbawa banjir.
Saat ini, pemerintah menginginkan jembatan permanen yang panjangnya 71 meter dan lebar 3 meter.
Jembatan tersebut akan dibangun dari sawah sebelum sungai dan sawah setelah sungai.