Cacing Pita Sepanjang 10,5 Meter Ditemukan dalam Perut Warga, Gara-gara Makan Babi Mentah?
Pasien ini berobat ke klinik milik Dokter Umar Zein pada bulan Oktober 2017 dan mengaku saat buang air besar mengeluarkan potongan-potongan cacing.
"Total yang kami temukan 171 kasus. Ada juga warga yang membuang kotoran yang kemungkinan juga ada cacing pita," terang Umar.
Dia memperkirakan mayoritas warga di 6 desa di Kecamatan Silau Kahean juga terkena pengakit cacing pita.
Penyebab penyakit ini, menurut Umar, berasal dari konsumsi daging babi yang tidak dimasak atau kurang sempurna proses memasaknya.
"Di sini kan ada makanan khas Simalungun, yakni Hinasumba atau Holat yang bahan makanannya dari daging babi yang memang tidak dimasak," terang Umar.
Baca: Setelah Pingsan dan Dituduh Hamil di Luar Nikah, Nikita Mirzani Membuat Pengakuan yang Sebenarnya
Atas temuan ini, pihak FK UISU melakukan kerja sama dengan tiga universitas asal Jepang dan empat universitas di Indonesia untuk melakukan penelitian.
Ketiga universitas dari Jepang tersebut yaitu Asahikawa Medical University, Joint Faculty of Veterinary Medicine Yamaguchi University, dan Kyoto University.
Sedangkan dari Indonesia adalah Universitas Udayana, Bali, Universitas Brawijaya, Malang, Universitas Sari Mutiara Medan, dan Universitas Methodist Indonesia Medan.
Baca: Pria yang Menghina Satpol PP Cirebon Meminta Maaf, Jika Mengulangi akan Diproses Hukum
"Tim telah selesai melakukan pemeriksaan molekuler terhadap empat sampel cacing pita asal Kabupaten Simalungun, termasuk draf artikel ilmiah," kata Umar.
Selanjutnya, artikel tersebut dikirim ke WHO guna melanjutkan penelitian atas penemuan endemi taeniasis di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Sembari menunggu dukungan dari WHO, tim FK UISU akan kembali turun ke lokasi yang sama.
Mereka akan turun ke lokasi tempat pertama kali ditemukan cacing pita di Kecamatan Silau Kahaean.
Baca: VIDEO: Workshop Jurnalistik di Unpar Bandung oleh Pemred Tribun Jabar
Sebelumnya, pada bulan Januari 2018, seekor cacing pita yang panjang ditemukan di Singapura.
Dilansir Grid.ID dari The Star, seekor cacing pita sepanjang 2,8 meter ditemukan di usus seorang pasien wanita di rumah sakit Singapura.
Saking panjangnya, bahkan Departemen Mikrobiologi Rumah Sakit Umum Singapura (SGH), harus melipat cacing tersebut sebanyak 18 kali agar bisa difoto. (Grid.ID/Dewi Lusmawati)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/temuan-cacing-pita-sebanyak-171-kasus-di-nagori-sumut_20180327_140943.jpg)