Demi Bandung Juara, Oded Andalkan 'Bandrek Panas'
Dalam program yang ia beri nama BANDREK PANAS tersebut diharapkan dapat menjadi solusi bagi dua persoalan sekaligus
Penulis: Cipta Permana | Editor: Isal Mawardi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dalam upaya mengatasi permasalahan sampah di Kota Bandung, Calon Wali Kota Bandung 2018, Oded M Danial mengembangkan program bank sampah dalam kegiatan silaturahmi kampanyenya kepada warga di RW 13, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Kamis (1/3).
Dalam program yang ia beri nama BANDREK PANAS (Bandung Resik Pakai Bank Sampah) tersebut diharapkan dapat menjadi solusi bagi dua persoalan sekaligus, yakni sampah dan ekonomi.
"Bandrek Panas adalah program penataan lingkungan dalam hal sampah, tapi juga memiliki nilai ekonomis. Ketika saya masih di dewan, Ummi (istrinya) sudah membina ibu-ibu kelompok pecinta lingkungan untuk memberdayakan program bank sampah ini," ujarnya sambil turut melakukan penimbangan sampah bersama para warga di RW 13 sebagai bentuk edukasi.
Baca: Dedi Mulyadi Akan Membuat Program Khusus untuk Sejahterakan Kaum Lansia
Pria yang akrab disapa mang Oded itu, menuturkan saat ini jumlah bank sampah di Kota Bandung telah mencapai 134 unit yang tersebar di beberapa wilayah, dengan pusat bank sampah terletak di Kawasan Ahmad-Yani.
Selain mampu mengatasi dua persoalan di Kota Bandung, lebih jauh, ia menilai pusat bank sampah tersebut memiliki pasar (market) tersendiri, bahkan kini mulai menjalin kerjasama dengan beberapa mitra perbankan.
Melihat potensi yang dimiliki program tersebut, maka pasangan yang terkenal dengan jargon "OYA" itu, akan terus mengupayakan agar bank sampah terus berlanjut di kepemimpinannya nanti, apabila terpilih dalam Pilwakot Bandung 2018. Sehingga dapat menambah semangat dari masyarakat khususnya ibu-ibu dalam memilah sampah yang dapat bernilai ekonomis.
"Nilai ekonominya juga luar biasa, sampai ada ibu-ibu di Coblong waktu itu tahun 2013, punya tabungan dari bank sampah sekitar satu juta setengah. Ketika saya tanya untuk apa, katanya untuk umroh," ucapnya.
Mang oded menjelaskan, bahwa dengan model pengelolaan sampah yang menggunakan program tersebut, dinilai telah terbukti pada skala tertentu dalam mendidik warga masyarakat untuk memperlakukan sampah dengan tertib sejak di lapis rumah tangga.
Dengan program bank sampah ini, kata dia, maka masyarakat mendapatkan insentif dan menjadi terbiasa untuk memilah jenis sampah yang dihasilkan sejak dari rumah tangganya masing-masing.
"Kalau model pengelolaan sampah dengan bank sampah ini diperluas skalanya, maka dapat mengurangi separuh beban masalah penanganan sampah di Kota Bandung," ujar dia.
Keuntungan lain dari program bank sampah ini, adalah dapat memimalisir keberadaan pemulung dan mengurangi jumlah pengangguran di Kota Bandung, karena sampah dikelola sendiri oleh masyarakat di masing-masing tempat tinggal.
"Pemulung juga nanti hilang dengan sendirinya kalau sampah sudah diberdayakan sendiri oleh warga di tiap rumah-rumah. Karena warga akan memilih sampah, terutama anorganik yang bisa disalurkan ke bank sampah," katanya.
