Bukan Orang Gila Biasa

Biasanya, sifat ini datang pada orang yang rajin beribadah dan merasa paling saleh.

Merasa paling baik karena banyak membantu orang lain. Nah, biasanya sifat ini akan datang pada orang kaya.

Kalau disebutkan ciri-cirinya satu persatu, tidak akan selesai dalam tulisan ini karena banyak variabelnya.

Yang menjadi pertanyaan, apakah sifat sombong ada di dalam diri kita? Apakah kita kerap bersikap sombong?

Apakah kita suka menolak nasihat dari orang lain? Apakah ada begitu banyak orang yang tidak nyaman saat kita bicara atau hadir di sebuah lokasi?

Jika semua jawabannya `Ya', tampaknya kita perlu segera minta ampun kepada tuhan. Memohon ampun, sebab kita termasuk orang gila yang sesungguhnya. Tak percaya?

Mari kita buktikan.

Orang yang pada dirinya memiliki sifat sombong akan peka terhadap kritikan dari orang lain, hal tersebut karena kritikan tersebut dapat menjatuhkan harga dirinya, dan orang sombong itu selalu mempertahankan pendapatnya walaupun dia tahu bahwa itu salah.

Segala gelar pada namanya haruslah dipakai untuk menaikkan haga dirinya baik itu gelar sarjana, doktor, dan yang lain-lain. Jika seseorang tidak atau lupa mencantumkan gelar pada namanya dia akan marah.

Walupun itu tidak ada kaitannya dengan kegiatan yang berhubungan dengan gelarnya tesebut.

Sering mengeluh dan merasa dia yang paling sempurna dari pada orang lain, sehingga dia selalu mencari kelemahan orang lain untuk dijadikan bahan kritikan.

Bagaimana?

Jika ada di antara tiga sifat yang disebutkan di atas pada diri kita, maka berarti ada benih-benih kesombongan itu harus dihilangkan.

Terakhir, pada pilkada serentak 2018 serta menjelang 2019 semakin banyak orang gila dan di belakang orang gila adalah orang gila sesungguhnya.(*)

Tulisan ini bisa pula dibaca di koran TRIBUN JABAR edisi Sabtu 3 Februari 2018.

Perbaharui informasi di www.tribunjabar.co.id.