Harga Beras Naik, Pedagang: Hoyong Mah Normal Deui
Penyebabnya diketahui di sejumlah daerah pertanian mengalami gagal panen akibat hujan yang terjadi terus menerus.
Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Ravianto
Laporan wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin
TRIBUNJABAR.CO.ID, SOREANG - Sebagian para pedagang beras di pasar tradisional Soreang, Kabupaten Bandung mengeluhkan harga beras yang mengalami kenaikan sejak tiga pekan terakhir.
Penyebabnya diketahui di sejumlah daerah pertanian mengalami gagal panen akibat hujan yang terjadi terus menerus.
"Kenaikan rata-rata Rp 1000 hingga Rp 1500 per kg. Beras ketan naik dari Rp 14.000 per kg menjadi Rp 24.000. Itu sejak sebelum tahun baru," ujar Hendi, salah seorang pedagang beras di Pasar Soreang, Ahad (14/1).
Ia menuturkan, beras yang dijual olehnya berasal dari Cianjur, Sumedang, Cirebon, Cilacap dan Soreang untuk beras lokal.
Di daerah-daerah tersebut tengah terjadi gagal panen.
Baca: Baru Gabung, Bojan Malisic Kaget Lihat Kondisi Persib dan Tanggapan Billy Keraf Soal Gantikan Febri
Baca: Febri Hariyadi Tuai Pujian Meski Indonesia Dibantai Islandia 4-1
"Kenaikan harga beras relatif signifikan. Akibatnya, banyak para pembeli yang mengeluhkan kenaikan harga," ujarnya.
Menurutnya, para pembeli yang mengerti kondisi kenaikan harga biasanya tidak menawar. Namun, banyak juga yang menawar akibat kenaikan harga tersebut.
Tidak hanya itu, dampak dari kenaikan harga akibat gagal panen. Banyak stok beras lama yang dikeluarkan ke masyarakat.
Dirinya mengatakan dengan kondisi saat ini stok beras dengan kualitas bagus sedikit beredar di pasaran. Adapun yang dijual ke masyarakat biasanya dijual dengan harga yang tinggi.
Katanya, beras lama yang ia peroleh dan dijual ke masyarakat berwarna kuning.
Hendi memperkirakan kenaikan harga beras akan terjadi hingga bulan Februari.
Kemudian pada bulan Maret, harga beras diperkirakan menurun karena adanya panen raya.
"Yang beli alhamdulillah lancar. Hoyong (keinginan) mah normal deui (lagi), harga turun tidak seperti kemarin-kemarin," katanya.
Sementara itu, salah seorang pembeli di Pasar Soreang, Heni mengungkapkan dirinya terpaksa membeli beras dengan harga yang tinggi. Sebab barang tersebut merupakan bahan kebutuhan pokok yang harus ada.
Baca: PKS Bantah Minta Mahar Terkait Pencalonan Pasangan Brigjen Siswandi-Euis Fetty di Pilwalkot Cirebon
Baca: Negara Gurem Bisa Kandaskan Skor 4:1 untuk Indonesia, 5 Fakta Ini Bikin Merinding Sekaligus Melongo!
Ia menuturkan, jika pembelian beras dikonsumsi untuk keluarganya. Katanya, kenaikan harga beras sudah terjadi sejak beberapa pekan terakhir. Ia berharap agar harga beras bisa kembali normal seperti biasa.
Sementara Bupati Bandung Dadang Nasser mengatakan beras lokal memang harus naik harganya. Agar petani lokal bisa merasakan harga beras yang bagus.
"Setelah dicek saya kan operasi pasar naiknya Rp 1.500 sampai Rp 2000. Saya lihat harga beras premium ternyata yang naik yang harganya di atas Rp 10 ribu," ujarnya di Soreang.
Selain itu menurut Dadang, masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Bandung juga jangan sampai ketergantungan beras.
Dikatakannya masyarakat bisa mengganti beras dengan umbi-umbian seperti singkong, ubi dan talas. Selain beras hasil pertanian berupa umbi-umbian juga harus laku. (*)
Miris, Dua Remaja Ini Bunuh Tunawisma Hanya Karena Mengira Itu Akan Jadi Lucu https://t.co/8o0S3H2Mq7 #TribunJabar pic.twitter.com/zEb06ccTvA
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 15, 2018
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/pedagang-beras-di-pasar-simpang-purwakarta_20170725_121601.jpg)