Ngarot di Indramayu, Bukan Soal Biaya Tapi Jaga Tradisi Leluhur

Menurut Sinih, hingga kini gadis yang mengikuti Ngarot rata-rata berusia 12 tahun sampai 15 tahun.

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Yudha Maulana
Tribun Jabar/Ahmad Iman Baehaqi
Arak-arakan gadis Ngarot di Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Rabu (27/12/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.CO.ID, INDRAMAYU - Warga Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, masih bersemangat meramaikan Ngarot.

Meskipun, untuk bisa berpartisipasi dalam festival ini membutuhkan biaya sekitar Rp. 500 ribu.

Uang tersebut digunakan untuk membeli setelan kebaya, bunga, dan peralatan make up.

"Bukan soal biaya, kalau nggak ikut nanti leluhur marah karena kita pelit," kata Sinih (45), seorang warga Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Rabu (27/12/2017).

Ia mengatakan, biaya tersebut ditanggung orang tua gadis yang akan mengikuti Ngarot.

Baca: Presiden Direncanakan Besok Bakal Meresmikan Gedung Bandung Creativ Hub di Bandung

Namun, biasanya beberapa saudara si gadis akan memberikan sejumlah uang untuk membantu meringankan kebutuhannya.

Uang tersebut diberikan sebelum ataupun sesudah acara Ngarot dilaksanakan.

"Kalau saudaranya banyak ya dapat uang banyak juga," ujar Sinih.

Sinih sendiri mengikuti dua kali tradisi Ngarot ketika masih muda.

Ia mengikuti Ngarot saat usianya 14 tahun dan 15 tahun.

Menurut Sinih, hingga kini gadis yang mengikuti Ngarot rata-rata berusia 12 tahun sampai 15 tahun.

Saat ditemui, Sinih tengah membantu keponakannya, Dinda Fitria, berdandan.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved