18 Spesies Ikan Langka di Bandung Itu Masih Hidup, Kini Dipamerkan di City Link Bandung

Warna hitam di mata ikan Lalawar lebih kecil dibanding ikan Hampala. Selain itu, sisik ikan Hampala juga lebih terang daripada ikan Lalawar.

Editor: Ichsan
tribunjabar/ahmad imam baehaqi
satu ikan langka yang hampir punah di Bandung 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Ikan-ikan cantik tampak berenang dalam sebuah akuarium.

Ada beberapa jenis ikan di akuarium yang berukuran kira-kira 50 cm x 1 meter itu.

Ikan yang berenang dengan gemulai itu merupakan spesies endemik Bandung.

"Sekarang sudah tidak ada lagi, padahal tadinya banyak di sungai-sungai di Bandung," kata Dikdik, seorang pengurus Jaga Seke saat ditemui di pameran ikan hias di Festival Citylink, Jalan Peta, Kota Bandung, Sabtu (9/12/2017).

Baca: 10 Cewek di Bandung Ini Siap Mencukur Anda di Taman, Bayar Seikhlasnya, Pakai Senyuman Pun Oke

Seke adalah istilah Bahasa Sunda untuk mata air. Jadi, jaga seke adalah orang yang peduli untuk menjaga mata air. 

Menurut Dikdik, limbah industri dan rumah tangga merupakan penyebab utama ikan-ikan itu sudah tidak bisa ditemui lagi.


Habitat ikan endemik Kota Kembang adalah air sungai yang bersih. Menurut Dikdik, sungai bersih bukanlah yang airnya bening.

Namun, yang dimaksud bersih adalah bebas dari pencemaran limbah industri dan rumah tangga.

"Airnya keruh tidak apa-apa ikan masih bisa hidup, asalkan tidak tercemar limbah," ujar Dikdik.

Saat ini, Jaga Seke berhasil mengumpulkan 18 jenis ikan yang dulu pernah hidup di sungai-sungai di Bandung.

Di antaranya, ikan Lalawar, Hampala, Hikeu, Tawes, Beureum Panon, Jeler, Bogo, Deleg, Tarabakan, Betok, Sepat, Paray, Cecere, Beunteur, Nilem, Betrik, Berod, Sengal, dan Boboso.


Hampir seluruh ikan-ikan itu didapatkan dari luar Bandung, yakni Tasikmalaya, Subang, Sumedang, dan Majalengka.

Sebab, di Bandung sendiri ikan-ikan sudah tidak dapat ditemukan lagi.

Selain itu, tak jarang anggota Jaga Seke turun langsung ke sungai di berbagai daerah untuk mencari ikan-ikan tersebut.

"Kami ingin menunjukkan ke warga Bandung, ini loh ikan yang dulu hidup di Bandung," kata Dikdik

Jaga Seke pun seringkali menerima ikan-ikan itu dari kalangan Lintar atau orang yang biasa mencari ikan di sungai.

Tak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya.

Pekan lalu, Dikdik datang ke Subang untuk mendapatkan satu ekor ikan Jeler, satu ekor ikan Berod, satu ekor ikan Tarabakan, dan lima ekor ikan Beunteur.

Uang senilai Rp 500 ribu dikeluarkan sekadar untuk ongkos dan makan selama perjalanan saja. Menurut Dikdik, ikan-ikan yang berhasil dikumpulkan Jaga Seke tidak dijual.

Secara sekilas beberapa jenis ikan itu tampak mirip. Namun, saat diperhatikan seksama ciri fisik setiap ikan berbeda-beda.

Misalnya, ikan Lalawar dan ikan Hampala yang dari segi ukuran hampir sama. Cara membedakannya ialah melihat mata kedua ikan itu.

Warna hitam di mata ikan Lalawar lebih kecil dibanding ikan Hampala. Selain itu, sisik ikan Hampala juga lebih terang daripada ikan Lalawar.


"Kami baru mengumpulkan 18 spesies. Masih banyak jenis ikan asli Bandung lainnya. Kami akan terus mengumpulkannya," kata Dikdik

Pameran Ikan Hias hadir di Festival Citylink hingga Minggu (10/12/2017).

Bagi warga Bandung yang ingin melihat ikan-ikan endemik Kota Kembang bisa datang ke stand pameran Jaga Seke.

Lokasinya di ujung sebelah kanan, persis di samping panggung utama. Di stand itu, pengurus Jaga Seke siap menjelaskan mengenai ikan-ikan tersebut.

Namun, pengunjung hanya bisa melihat karena ikan-ikan koleksi Jaga Seke tidak dijual.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved