Berulang Kali Ditolak Toko Bahan Kimia, Terduga Teroris Akhirnya Membeli Bahan Kimia Via Online
Menurut Yusri, melalui pembelian secara online tersebut, akhirnya kelompok ini berhasil mendapatkan bahan kimia yang berpotensi jadi bahan peledak .
Penulis: Daniel Andreand Damanik | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Daniel Andreand Damanik
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Proses rekonstruksi penangkapan terduga teroris berlangsung di Bandung, Kamis (26/10/2017).
Pada rekonstruksi tersebut, lima orang terduga teroris dihadirkan langsung oleh tim Densus 88 Antiteror.
Kabid Humas Polda, Kombes Pol Yusri Yunus saat dihubungi Tribun Jabar mengataka, dua dari lima orang terduga teroris telah berulang kali membeli bahan kimia di toko kimia, namun ditolak oleh penjualnya.
Baca: Animo Bobotoh Menurun di Stadion, Begini Curhatan Pemain Persib Bandung yang Bikin Sedih
"Kedua terduga teroris tersebut mencoba sebanyak dua kali untuk membeli bahan kimia di toko kimia, dan ditolak oleh penjual, kemudian mereka membelinya melalui internet," kata Yusri melalui sambungan telepon (26/10/2017).
Menurut Yusri, melalui pembelian secara online tersebut, akhirnya kelompok ini berhasil mendapatkan bahan kimia yang berpotensi jadi bahan peledak .
Dilangkahi Sang Adik yang Akan Menikah Lebih Dulu, Begini yang Dirasakan Nadine Chandrawinata https://t.co/IoBPuYAdDc via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 26, 2017
Hal itu, kata Yusri, terungkap setelah dilakukan proses rekonstruksi di kontrakan yang dihuni pasangan suami istri terduga teroris di Jalan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.
Penolakan dari pihak toko kimia, karena pembeli harus menunjukkan identitas berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP).
" Kedua pasangan terduga teroris ini menolak, karena khawatir identitas mereka ketahuan, akhirnya mereka membeli via online," ujar Yusri.
Diseret di Aspal saat Akan Hentikan Perampokan, Inilah 5 Fakta Tewasnya Pegawai Bank BNI di Siantar https://t.co/OkjoCVUChV via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) October 26, 2017
Melalui pemberitaan sebelumnya, bahwa target peledakan ialah Istana Negara pada bulan Agustus 2017.
Berhasil membeli bahan kimia via internet, kelompok tersebut belajar membuat bom melalui blog Bahrun Naim.