Pilgub Jabar

Pengamat Politik Asep Warlan Ingatkan Calon Gubernur Tak Abaikan Media Sosial

Jangan pernah mengabaikan media sosial. Karena ini bisa memengaruhi cara pandang masyarakat luas terhadap pilkada

TRIBUN JABAR/M SYARIF ABDUSSALAM
Survei daring yang digelar Jaringan Masyarakat Peduli Demokrasi (JMPD) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Pengamat Ilmu Politik dan Pemerintahan dari Universitas Katholik Parahyangan Bandung, Asep Warlan Yusuf, mengatakan terlepas dari masalah akurasi survei daring yang digelar Jaringan Masyarakat Peduli Demokrasi (JMPD) yang memunculkan nama Iwa Karniwa, Abdy Yuhana, dan Ahmad Syaikhu, dalam peringkat teratas survei calon gubernur Jabar 2018 tersebut, hal ini menyiratkan masyarakat pengguna internet cukup berminat dan aktif dalam isu politik.

Asep mengatakan internet, khususnya media sosial, kini tidak bisa dianggap remeh dalam memengaruhi popularitas dan elektabilitas tokoh-tokoh calon gubernur atau wakil gubernur pada Pilgub Jabar 2018.

"Jangan pernah mengabaikan media sosial. Karena ini bisa memengaruhi cara pandang masyarakat luas terhadap pilkada, termasuk kepada figurnya," kata Asep Warlan di Bandung, Rabu (11/10).

Media sosial, katanya, menjadi bagian atau instrumen yang digunakan para calon gubernur dan calon wakil gubernur pada Pilgub Jabar 2018 untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya. Asep Warlan pun menganggap survei daring ini pun harus menjadi kajian ilmiah, bukannya hanya iseng-iseng. Termasuk, dalam menanggapi hasilnya dan memperbaiki sejumlah konten surveinya.

Menanggapi hasil survei daring tersebut, Asep Warlan mengatakan survei daring JPMD ini cukup berbeda dari survei luring. Selama ini, nama Iwa Karniwa, Abdy Yuhana, dan Ahmad Syaikhu, tidak masuk dalam papan atas survei luring. Namun dalam survei daring, ketiga nama ini malah mengalahkan nama-nama yanag biasanya memimpin dalam survei, yakni Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, Dedi Mulyadi, dan Dede Yusuf.

Asep ‎mengatakan, nama Iwa Karniwa dalam beberapa survei menunjukkan angka popularitas dan elektabilitas yang cukup tinggi. Walaupun survei daring JMPD menempatkan nama Iwa Karniwa di posisi atas dan tidak bisa dijadikan rujukan akurat, Iwa Karniwa menjadi nama yang harus diperhitungkan partai dan lawan politiknya dalam Pilgub Jabar 2018.

"Pak Iwa Karniwa memang menjadi satu-satunya nama dari kalangan birokrasi. Sekda adalah jabatan tertinggi di kalangan birokrasi. Yang lainnya dari partai, artis, dan pengusaha. Pilihan birokrasi ini memang menarik, dan jadi fenomena di Jabar, menjadi alternatif di samping tokoh politik, artis, pemimpin partai," katanya.

Asep mengatakan banyak contoh birokrat yang akhirnya sukses saat terjun ke dunia politik, di antaranya adalah Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang sebelumnya adalah Sekda Jatim. Mantan Wali Kota Bandung, Dada Rosada, pun mampu menjalankan kepemimpinannya selama dua periode. Sebelumnya, Dada Rosada adalah Sekda Kota Bandung.

Asep mengatakan Iwa Karniwa akan sangat bagus jika dipasangkan dengan calon gubenur yang memiliki latar belakang berbeda, contohnya dari kalangan artis atau politikus. ‎Sebab, katanya, konsep pemasangan calon gubernur dan wakilnya ini akan lebih baik jika saling melengkapi, bukan pasangan homogen.

Ketua Divisi Penerbitan dan Publikasi JMPD, Yadi Mardiansyah, mengatakan survei secara daring tersebut digelar selama dua bulan, mulai 10 Agustus sampai 8 Oktober 2017 di laman resmi JMPD www.jmpd.or.id. Pengisian survei tersebut pun sempat di-share secara merata ke sejumlah akun media sosial tim relawan, pendukung, bahkan akun pribadi nama-nama tokoh yang kerap muncul dalam bursa calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilgub Jabar 2018.

Yadi mengatakan survei ini pun dapat menunjukkan tingkat aktivitas sosialisasi nama-nama tokoh calon pemimpin Jabar tersebut di internet, terutama media sosial. Sebab saat ini, media sosial dinilai menjadi sarana yang dapat mendongkrak popularitas bahkan elektabilitas seseorang.

Survei daring ini menunjukkan bahwa posisi teratas nama bakal calon gubernur Jawa Barat 2018 tersebut diduduki Iwa Karniwa, (24% atau 4,384 votes). Pada posisi kedua ada Abdy Yuhana (24% atau 4,272 votes), disusul Ahmad Syaikhu (22% atau 3,810 votes), Deddy Mizwar (11% atau 2,044 votes), Ridwan Kamil (5% atau 969 votes), Uu Ruzhanul Ulum (5% atau 855 votes), dan Dedi Mulyadi (2% dengan 385 Votes).

Puti Guntur Soekarno menempati posisi kedelapan (2% dengan 343 votes), Agung Suryamal (1% atau 230 votes), Nanat Fatah Natsir (1% atau 172 votes), Abdullah Gymnastiar (1% atau 149 votes), Dede Yusuf (1% atau 91 votes), Netty Prasetiyani (53 Votes), Ineu Purwadewi Sundari (45 Votes), Dessy Ratnasari (40 Votes), dan Asep Maoshul Affandy (21 Votes).

Yadi mengatakan hasil survei ini terlihat bertolak belakang dengan survei lapangan atau luring, mengingat survei daring adalah survei di dunia maya, sehingga respondennya adalah masyarakat pengguna internet. “survei ini menggunakan internet, sehingga subjek penelitiannya adalah masyarakat yang melek dunia digital," katanya di Bandung, Rabu (11/10).

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved