Ojek Pangkalan di Jatinangor Tolak Ojek Online, Katanya Takut Harganya Kebanting

Hal tersebut, menurutnya, akan menimbulkan persaingan yang tidak sehat antar sesama tukang ojek di Jatinangor.

Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Ravianto
net
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina

TRIBUNJABAR.CO.ID, SUMEDANG - Banyak faktor yang menjadi alasan para tukang ojek pangkalan menolak adanya ojek online.

Namun alasan paling utama adalah perang tarif yang dianggap merugikan ojek pangkalan.

Hal tersebut diungkapkan Solihin (55), tujang ojek yang biasa mangkal di Pangkalan Ojek Warung Kalde 02, ketika ditemui Tribun Jabar di pangkalannya, Jumat (15/9/2017).

"Kalau ojek online itu kan harganya saling di bawah, 'pamurah-murah', jadi nanti harganya murah di bawah ojek pangkalan," ujar Solihin.


Hal tersebut, menurutnya, akan menimbulkan persaingan yang tidak sehat antar sesama tukang ojek di Jatinangor.

Padahal, menurut Solihin, sesama tukang ojek pangkalan telah memiliki patokan harga agar tidak terlalu murah ataupun terlalu mahal.

Hal serupa diungkapkan Wawan (42), tukang ojek yang biasa mangkal di Pangkalan Ojek Warung Kalde 02.

Menurutnya, persaingan harga akan menjadi tidak sehat bila ojek online masuk dan beroperasi di Jatinangor.

Baca: Persib Bandung Belum Dapat Lawan untuk Uji Coba, Besok

Baca: Sulit Dekati Milenial untuk Pilkada, Aher: Generasi yang Sulit Diatur

"Nanti harga ongkos ojek pangkalan akan terbanting, sementara kan kita tidak tahu ojek online itu harganya berapa," ujar Wawan.

Baik Wawan dan Solihin sama-sama berharap pemerintah daerah mau memperhatikan nasib para tukang ojek pangkalan bila ojek online diijinkan.

"Semoga sih tidak diijinkan," ujar Wawan.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved