Kalah di Cimahi, Dua Siswa Ini Berjaya di Kontes Robot Internasional di Jepang

Kedua siswa kelas XII Mekatronika di SMKN 2 Cimahi ini berhasil menciptakan sebuah robot teknologi tepat guna yang bisa dimanfaatkan masyarakat banyak

Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Zelphi
Firman Dwiansyah (18) dan Muftie Insani (17). 

Untuk lolos pada ajang robotik internasional ini, Firman Dwiansyah dan Muftie Insani harus berjuang keras.
Sebelum masuk menjadi tim Indonesia, mereka harus mengalahkan ratusan peserta lainnya ada 1.000 proposal yang masuk ke LIPI kemudian diseleksi dan ditentukan 30 besar.

"Kita sempat mendapat special award dari Perhimpunan Biologi Indonesia kemudian kami direkomendasikan untuk ikut lomba ke Jepang. Alhamdulillah tidak sia-sia, kami dapat menang meski belum juara satu," kata Firman.

Mereka mempersiapkan diri selama dua bulan.

Bulan pertama mereka melakukan untuk eksperimen dan sebulan selanjutnya dimanfaatkan mereka untuk finishing.
"Cukup sulit karena eksperimen selalu berubah-ubah. Tanaman kadang tumbuh dengan baik kadang tumbuh lambat. Untuk alat juga kami cukup kesulitan untuk high pressure booster pump (mesin pompa) kami dapat dari Manado," ujar Firman Dwiansyah.

Firman Dwiansyah dan Muftie Insani patut bangga karena dapat mewakili sekolah sekaligus Indonesia di kancah robotik Internasional sehingga mengharumkan nama Indonesia di sana bersama tim lainnya.

"Sempat kaget karena para peserta membuat alatnya lebih bagus dari kami tapi itu suatu pemicu bagi kami untuk bisa lebih maju lagi," ujar Firman yang bercita-cita sebagai insinyur ini.

Pada kategori Food and Agreculture, tim Indinesia harus mengakui keunggulan tim Thailand yang menciptakan robot potong pada tanaman duri secara otomatis pada posisi pertama.


Tim dari Hongkong yang menciptakan robot pemetik buah otomatis di posisi ke dua.

Muftie Insani mengakui robot yang diciptakannya bersama Firman Dwiansyah masih punya kelemahan, yakni baru dimanfaatkan jenis tanaman tertentu yang dalam masa pertumbuhannya memerlukan suhu serta kelembapan seperti jamur dan anggrek.

"Kami ingin alat ini paling tidak bisa bermanfaat untuk masyarakat terutama bagi petani bunga dan jamur. Bisa meningkatkan hasil panen sehingga meningkatkan penghasilan mereka," kata Muftie Insani

Sebelum diproduksi secara massal mereka berdua ingin mengurus hak paten Botani sebagai robot ciptaan mereka.
Sebelumnya, mereka juga akan memasang robot tersebut di greenhouse sekolah mereka sebagai percobaan dan ajang promosi pada masyarakat banyak. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved