PPDB Jawa Barat

PPDB Tingkat SMA di Sejumlah Sekolah di Jabar Dilaksanakan dengan Sistem 'Setengah Online'

Sebelum dilakukan secara online, PPDB diisukan kental dengan suasana menyogok atau menitip calon peserta didik baru, dan beredarnya calo di . . .

TRIBUN JABAR/M SYARIF ABDUSSALAM
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Ahmad Hadadi di SMAN 8 Bandung, Rabu (5/7) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam

BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Sejumlah sekolah di pelosok Jawa Barat kesulitan menggelar Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online akibat keterbatasan jaringan internet dan perangkat komputer di sekolah.

Karenanya, PPDB tingkat SMA dan SMK ini digelar dengan cara setengah online, atau masih harus menggunakan jasa operator di setiap sekolahnya.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Ahmad Hadadi mengatakan masih banyak sekolah di pelosok Pangandaran, Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Cianjur, Sukabumi, bahkan Bogor, yang melaporkan bahwa PPDB masih dilakukan melalui operator di masing-masing sekolah.

PPDB jalur akademik ini akan berakhir pada 8 Juli 2017.

"Jadi di sejumlah tempat ini, pendaftaran tidak bisa dilakukan masing-masing oleh siswa. Makanya kita mengadopsi sistem setengah online. Dengan ini, calon peserta didik langsung saja datang ke sekolah, dan didaftarkan oleh operator," kata Ahmad Hadadi di Bandung, Rabu (5/7).

Ahmad mengatakan walau dilaporkan sejumlah hambatan, secara keseluruhan pelaksanaan PPDB SMA dan SMK di Jawa Barat ini bisa dikatakan kondusif dan lancar.

Untuk menggelar PPDB separuh online ini, diperlukan setidaknya lima operator untuk mengendalikan lima komputer di masing-masing sekolah.

"Tidak ada masalah apa-apa, langsung saja datang ke sekolah, semua akan dibantu di sekolah dari pukul 07.30 sampai selesai setiap harinya. Di sekolah kita bisa memantau langsung, ketahuan posisi peserta didik barunya ada di urutan berapa, masuk atau tidak," katanya.

Sejumlah kendala yang dialami selama PPDB ini, katanya, berkaitan dengan perangkat komputer, jaringan internet, dan penyediaan SDM operator PPDB yang tidak mudah.

PPDB setengah online yang pertama dilaksanakan Pemprov Jabar ini, katanya, diharapkan dapat menjadi PPDB online secara penuh pada tahun depan.

Pelaksanaan PPDB online, ujarnya, dalam rangka digitalisasi dan mempermudah pelayanan pendidikan, terutama menghadirkan PPDB yang transparan dan bisa diakses untuk semua orang.

Sebelum dilakukan secara online, PPDB diisukan kental dengan suasana menyogok atau menitip calon peserta didik baru, dan beredarnya calo di sejumlah sekolah unggulan.

Menanggapi sejumlah keluhan dalam PPDB jalur nonakademik sebelumnya akibat beberapa calon peserta didik yang tidak dapat masuk melalui jalur tersebut, Ahmad mengatakan sejumlah sekolah bahkan sampai menambah kuota untuk PPDB jalur nonakademik, yakni jalur prestasi dan siswa rawan melanjutkan pendidikan (RMP).

"Ada banyak sekolah yang jadinya menerima calon siswa RMP lebih dari 20 persen. Ini bagus, karena sekolah mampu menyerap calon peserta didik dari kalangan ekonomi lemah lebih banyak. Dan memang ada anggaran untuk itu," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved