Kisah Tukini Perangi Kanker Payudara Seorang Diri, Makan Kadang Dikasih Keluarga Pasien Lain

Untuk biaya hidup sehari-hari di Rumah Singgah Pertiwi, Tukini mengaku harus menunggu bantuan dari adik-adiknya.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ravianto
hilman kamaludin/tribun jabar
Tukini, penderita kanker payudara yang kini tinggal menjalani proses penyembuhan. Tukini tinggal di Rumah Singgah Pertiwi selama proses penyembuhan karena harus rutin menjalani radiotherapy. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin.

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Tukini (54) berjalan sendirian di gang menuju Rumah Singgah Pertiwi, tak jauh dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS).

Menenteng map plastik, dia berjalan pelan dan matanya tak fokus, terlihat bingung.

Sampai di Rumah Singgah Pertiwi, Tukini lantas masuk kamar dan meletakkan dokumen-dokumen hasil pemeriksaan.

Kertas-kertas itu adalah bukti kalau dirinya menderita kanker payudara.

Janda asal Gunung Kidul itu sudah 7 tahun mengidap kanker payudara.

Empat bulan lalu, dia menjalani operasi pengangkatan payudara di RSHS. 

Setelah dioperasi, Tukini tak lantas kembali ke Karawang, tempat dia mengais rezeki.

Dia tetap di Bandung, tinggal di Rumah Singgah Pertiwi untuk melanjutkan penyembuhan pascaoperasi.

Tinggal dua bulan lagi Tukini bisa mengakhiri penyembuhan dengan disinar (radiotherapy).

Dari enam bulan yang harus dia jalani, sudah empat bulan dia lakoni.

Tukini lantas bercerita mengenai kanker payudaranya yang muncul setelah suaminya meninggal, tujuh tahun lalu.

Dia tidak memiliki anak karena divonis mandul sejak awal menikah.

Selama tujuh tahun itu, Tukini sendirian menanggung penyakitnya karena tak memiliki anak.

Sejak divonis terkena kanker payudara, Tukini tak menghiraukan penyakitnya itu dan terus bekerja di Karawang.

"Selama tujuh tahun saya tidak merasakan sakit di payudara, namun ada sedikit benjolan," ujar Tukini kepada Tribunjabar.co.id di Rumah Singgah Pertiwi, Rabu (5/7/2017).

Kerja serabutan dengan gaji tak menentu tetap dijalani sampai akhirnya dia dirujuk untuk berobat ke RSHS.

Beruntung, dia menggunakan Kartu BPJS sehingga biaya operasi dan perawatan tak perlu membayar.

Namun, ada yang mengganjal karena selama dia menjalani penyembuhan, uang harus tetap dikeluarkan untuk kebutuhan sehari-hari.

Untuk biaya hidup sehari-hari di Rumah Singgah Pertiwi, Tukini mengaku harus menunggu bantuan dari adik-adiknya.

Tidak banyak, namun dia mengaku tak enak jika harus terus meminta bantuan uang.

Apalagi untuk membeli buah-buahan yang dianjurkan oleh dokter.

"Uang itu saya cukup-cukupin saja, kadang saya makan seadanya dan kadang dikasih keluarga pasien yang lain" ujar Tukini.

Di rumah Singgah Pertiwi, dia sendirian pergi ke Rumah Sakit dan mengurus keperluan rumah sakit seorang diri.

"Saya di sini ke mana-mana sendiri, karena adik saya di Karawang kerja, sementara anak tidak punya," ujar Tukini.

Tukini mengaku berat dengan kondisinya sekarang, namun untuk kesembuhan penyakitnya dia tetap bertahan di Rumah Singgah Pertiwi.

Sekarang, payudara Tukini yang sebelah kanan sudah diangkat dan tinggal menunggu proses penyembuhan.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved