Depot Air Minum Isi Ulang
Waspadai Depot Air Minum Isi Ulang, Banyak Ditemukan Bakteri E.coli
TINGGINYA angka E.coli yang ditemukan menunjukkan bahwa DAMIU tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan.
Penulis: Tiah SM | Editor: Dicky Fadiar Djuhud
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tiah SM
BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID -- Warga Kota Bandung yang selama ini menggunakan Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) sebagai salah satu sumber air minumnya agar berhati-hati.
Pasalnya, pemeriksaan yang dilaksanakan terhadap 130 DAMIU di Kota Bandung ditemukan 61 DAMIU (46,9%) mengandung Bakteri E.Coli.
Kasie Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian SKM menyatakan bahwa tingginya angka E.coli yang ditemukan menunjukkan bahwa DAMIU tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan.
"Bakteri E.coli menjadi indicator bahwa air tersebut telah terkontaminasi oleh tinja manusia atau binatang,"ujar Anhar di kantornya, Kamis (25/06/015).

Illustrasi air minum isi ulang. foto: shutterstock
Menurut Anhar Dinas Kesehatan Kota Bandung sebenarnya mengeluarkan sertifikat laik sehat untuk DAMIU yang telah memenuhi standar kesehatan dengan persyaratan yang relatif mudah.
Selain syarat administrasi ada beban biaya untuk pemeriksaan laboratorium sebesar Rp 250.000,- sesuai dengan biaya yang dibebankan oleh laboratorium pemeriksa.
Bahkan setiap tahun Dinas Kesehatan menyediakan anggaran untuk pemeriksaan gratis bagi 150 DAMIU.
Anhar mengatakan walau gratis tapi sampai saat ini dari sekitar 1500 an DAMIU di Kota Bandung baru 139 yang memiliki Laik Sehat.

Illustrasi botol air minum isi ulang. (foto: shutterstock)
Kondisi ini sangat memprihatikan karena menunjukkan rendahnya kesadaran pemilik DAMIU untuk memenuhi kewajibannya.
Penyebab tingginya DAMIU yang tidak memenuhi syarat kesehatan diduga karena peralatan yang tidak sesuai standar atau tidak dikalibrasi sesuai waktu.
Selain itu, tenaga penjamah yang tidak higienis atau juga karena tempat berjualan yang rawan tercemar.
Anhar mengatakan, pihaknya tidak hanya memeriksa DAMU tapi Dinas Kesehatan Kota Bandung juga melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap sampel air PDAM Kota Bandung.
"Dari 246 sampel yang diambil, terdapat 97 sampel (39,43%) yang mengandung total coliform," ujar Anhar.
Menurut Anhar faktor penyebabnya belum diselidiki lebih lanjut akan tetapi diduga karena adanya kebocoran pada pipa saluran.
Atau dari kondisi kran yang sudah tidak memenuhi syarat atau karena penanganan air yang tidak tepat di tingkat rumah tangga.
Total coliform menjadi indicator yang menunjukkan bahwa air telah terkontaminasi bakteri pathogen. Contoh bakteri coliform misalnya E.coli, Salmonella, dll.
Bakteri E.coli sendiri dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan penyakit saluran pencernaan lainnya. Akan tetapi yang lebih bahaya, bakteri E.coli menjadi indicator bahwa air telah tercemar oleh tinja.
Yang dikawatirkan adalah jika tinja tersebut juga mengandung kuman-kuman lain yang lebih berbahaya misalnya mengandung bakteri kolera, dan sebagainya.
Dinas Kesehatan menyarankan agar DAMIU secepatnya mengajukan pembuatan laik sehat.
Sedangkan untuk masyarakat agar memasak dulu air sampai mendidih sebelum diminum, baik air DAMIU maupun PDAM. Ada baiknya masyarakat juga membeli air dari DAMIU yang sudah memiliki laik sehat dari Dinas Kesehatan.(*)
//SAAT YANG TEPAT UNTUK MEMPERBANYAK BERDOA DI BULAN RAMADAN.. NAH, WAKTU YANG TEPAT BIAR DOA DIKABULKAN... BACA http://bit.ly/1SN6lZYBerdoa di waktu-waktu ini, Insya Allah....
Posted by Tribun Jabar Online on Thursday, June 25, 2015