Liputan Khusus

Caleg Mulai Ramai Minta Petunjuk di Tempat Keramat

Berbagai cara dilakukan calon anggota legislatif (caleg) agar bisa meraih suara terbanyak dalam pemilihan umum (pemilu), 9 April 2014.

Editor: Darajat Arianto
RIBUN JABAR/DEDDI RUSTANDI
Makam Bupati Pangeran Soeria Koesoemah Adinata atau dikenal dengan Pangeran Sugih di Gunung Puyuh, Sumedang, merupakan salah satu tempat keramat yang sering dikunjungi para Caleg. Foto diambil pada Oktober 2013. 

"Bertawasul itu mendoakan yang diziarahi, bukan meminta kepada yang dikubur. Selain itu, juga mendoakan orang tua. Setelah itu baru berdoa masing-masing kepada Allah. Ada yang meminta dilancarkan jabatan, jodoh, usaha, dan mencari ilmu," kata Yusuf.

Di Subang, situs keramat Cipabeasan di Kampung Bukanagara, Desa Cupanagara, Kecamatan Cisalak, disebut-sebut menjadi tempat keramat yang sering dikunjungi banyak orang, dengan maksud untuk memohon agar keinginannya terkabul.

Di situs ini, terdapat makam penyebar Islam, Eyang Mangkunegara, serta danau seluas 1 hektare yang dikeramatkan. Pohon-pohon berusia sekitar puluhan hingga ratusan tahun dapat ditemui di sekitar situs keramat tersebut.

"Setiap bulan Maulud, tepatnya tanggal 14, banyak yang datang ke sini untuk dikabulkan keinginannya. Memohonnya bukan ke makam, tapi ke Allah," kata Enes (70), kuncen situs keramat tersebut, belum lama ini.

Ia mengatakan, banyak orang dari Subang dan di daerah luar Subang datang ke sana dengan berbagai keinginan, baik itu dilancarkan usaha, jodoh, maupun kelancaran memperoleh jabatan.

Hanya saja, ia tidak bisa memerinci siapa saja di antara yang datang, yang menginginkan kelancaran ketika menempuh jabatan politik dalam pemerintahan, baik itu kepala daerah maupun anggota legislatif.

"Emak enggak tahu siapa saja nama-namanya yang ingin lancar dapat jabatan. Banyak yang datang ke sini agar keinginannya dilancarkan dalam jabatan. Kepala daerah Subang juga pernah datang ke sini. Kalau anggota DPRD suka ada, tapi saya lupa namanya," kata Enes.

Ritual yang dilakukan di situs keramat tersebut, kata Enes, pertama-tama ziarah ke makam keramat di  tempat tersebut. Biasanya, itu dilakukan saat siang maupun pada malam hari.

"Setelah ziarah, lalu mandi di danau itu. Kadang kalau malam juga banyak yang berziarah ke sini," katanya.

Selain sering didatangi banyak peziarah, Enes mengatakan warga sekitar Bukanagara juga mengeramatkan situs tersebut. "Kalau lagi musim tanam, warga sini akan mengambil batang pohon bayongbong yang ada di danau kemudian menanamnya di sawah milik warga. Dengan begitu, hasil panen warga bisa lebih baik," katanya. (std/sam/roh/cis/men)

* Berita ini selengkapnya bisa dibaca di harian pagi Tribun Jabar, edisi Senin 4 November 2013.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved