Liputan Khusus

Caleg Mulai Ramai Minta Petunjuk di Tempat Keramat

Berbagai cara dilakukan calon anggota legislatif (caleg) agar bisa meraih suara terbanyak dalam pemilihan umum (pemilu), 9 April 2014.

Editor: Darajat Arianto
RIBUN JABAR/DEDDI RUSTANDI
Makam Bupati Pangeran Soeria Koesoemah Adinata atau dikenal dengan Pangeran Sugih di Gunung Puyuh, Sumedang, merupakan salah satu tempat keramat yang sering dikunjungi para Caleg. Foto diambil pada Oktober 2013. 

SUMEDANG, TRIBUN - Berbagai cara dilakukan calon anggota legislatif (caleg) agar bisa meraih suara terbanyak dalam pemilihan umum (pemilu), 9 April 2014. Selain menyosialisasikan diri melalui spanduk, media massa, dan media lainnya, tak sedikit di antara mereka yang meminta "petunjuk" di tempat keramat atau tokoh spiritual di berbagai daerah di Jawa Barat.

Makam para leluhur Sumedang tak luput jadi agenda untuk dikunjungi para caleg. Hampir semua makam para raja dan bupati Sumedang zaman dulu didatangi para calon legislator. Bahkan makam keramat yang ada di pelosok dan puncak gunung tak luput didatangi.

"Selalu ada saja yang datang dan mereka mengaku caleg karena sebelumnya harus menyampaikan dulu keinginannya apa," kata Dana Miharja (78), juru kunci Makam Gunung Puyuh, belum lama ini.

Di makam yang dikelola Yayasan Pangeran Sumedang ini para leluhur Sumedang disemayamkan, termasuk Bupati Pangeran Soeria Koesoemah Adinata atau dikenal dengan Pangeran Sugih (1836-1882).

"Kebanyakan yang datang itu caleg asal daerah pemilihan Sumedang, baik untuk DPRD Sumedang, DPRD Jabar, maupun DPR RI. Keinginan sama, ingin terpilih jadi anggota Dewan," kata Dana.

Menurut dia, caleg yang datang itu kebanyakan meminta izin untuk berdoa di makam Pangeran Sugih. "Kebanyakan tak ditemani saat ke pusara dan saya mengatakan jangan meminta-minta di kuburan itu. Doakan saja yang sudah meninggal itu," katanya.

Juru kunci ini mengatakan banyak yang datang ke makam Pangeran Sugih karena bupati Sumedang ini dianggap berilmu, berharta, dan punya banyak saudara. "Pangeran Sugih itu terkenal karena harti, harta, dan baraya. Harti itu ilmu, harta bisa jabatan bisa juga materi karena Pangeran Sugih memang kaya, dan juga dia banyak saudaranya atau baraya," kata Dana, yang menyebutkan bahwa Pangeran Sugih memiliki 31 istri.

Kedatangan caleg bukan saat setelah ditetapkan menjadi daftar calon tetap (DCT) saja. "Ketika belum jadi DCT malah lebih banyak yang datang ke sini. Kalau sekarang dalam sebulan ya sekitar lima orang mah sudah ada. Biasanya nanti menjelang pemungutan suara akan meningkat lagi," katanya.

Dana mengatakan, setelah selesai pemilu, biasanya tak ada lagi caleg yang datang. "Ya, alhamdulillah, setelah pemilu selesai tidak ada lagi caleg yang datang. Mungkin saja yang datang ke sini ini terpilih jadi anggota dewan," katanya.

Di Garut, menjelang pemilu, beberapa calon legislatif juga mengunjungi tempat keramat seperti makam Prabu Kian Santang di Kampung Godog, Desa Lebakagung, Kecamatan Karangpawitan. Kuncen makam Prabu Kian Santang, Tatang Kurnia, mengatakan baru-baru ini, setidaknya ada lima caleg dari DPR RI, DPRD Jabar, sampai DPRD kabupaten/kota yang mengunjungi makam penyebar Islam di tanah Pajajaran ini.

"Mereka akan mencalonkan diri kembali menjadi anggota legislatif. Karena dulu pun sebelum menjabat sebagai anggota dewan, mereka kerap mengunjungi makam ini," kata Tatang saat ditemui di kawasan makam Prabu Kian Santang atau Syekh Sunan Ruhmat Suci, Sabtu (2/11).

Tatang menuturkan para calon legislatif ini mengatakan kepadanya bahwa dengan berkunjung dan berdoa di tempat keramat ini, mereka mendapat berkah dan dorongan moral yang kuat. Hal ini disebabkan mereka berdoa di makam Wali Allah.

Menurut Tatang, sekitar 80 persen caleg atau pemangku jabatan lainnya yang berdoa di tempat ini kembali berdoa di makam ini karena berhasil mencapai cita-citanya. Mereka, tuturnya, menganggap berdoa di dekat Wali Allah akan mendatangkan berkah.

"Pengabulan doa itu sepenuhnya dari Allah. Dengan berziarah ke makam, mereka melakukan ikhtiar untuk mencapai cita-citanya, sekaligus mendapat dorongan moral dan semangat," katanya, seraya menyebutkan, para calon pejabat ini biasanya mendatangi makam pada hari libur, seperti Sabtu dan Minggu.

Di Cirebon, petilasan Pangeran Cakrabuana atau oleh masyarakat Cirebon disebut Mbah Kuwu Sangkan, yang terletak di Desa Cirebon Girang, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, kerap didatangi sejumlah pejabat dan warga yang bermaksud agar keinginannya terwujud.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved