Liputan Khusus
Caleg Mulai Ramai Minta Petunjuk di Tempat Keramat
Berbagai cara dilakukan calon anggota legislatif (caleg) agar bisa meraih suara terbanyak dalam pemilihan umum (pemilu), 9 April 2014.
Menurut juru bicara situs keramat Mbah Kuwu Santang, M Tohir, situs itu merupakan petilasan Pangeran Cakrabuana semasa tinggal di Cirebon. Pangeran Cakrabuana adalah putra mahkota Prabu Siliwangi. Ia juga saudara Nyi Mas Rara Santang, ibunda Sunan Gunung Jati Syekh Syarif Hidayatullah.
"Beliau lahir di Pajajaran pada 1430, dan 70 tahun kemudian wafat. Beliau dimakamkan di Pemakaman Gunung Sembung (Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon) bersama waliyullah lainnya," kata Tohir, Sabtu lalu.
Semasa hidup, Mbah Kuwu Sangkan ini merupakan orang yang berjasa di Cirebon. Ia diyakini sebagai pemimpin pertama Cirebon, karena itu dinamai Mbah Kuwu Sangkan. Sebagai orang pertama yang memimpin Cirebon, banyak warga percaya jika berziarah ke makam dan petilasan Mbah Kuwu Sangkan maka ia akan menjadi pemimpin juga. Karena itu, tidak mengherankan jika setiap malam Jumat Kliwon banyak pengunjung yang berziarah ke situs petilasan Mbah Kuwu Sangkan.
"Rata-rata tamu meminta barokah dari tempat keramat ini agar cita-citanya terwujud. Kalau caranya, ya masing-masing orang beda," ujar M Tohir.
Hanya, kata dia, jika ada pengunjung yang meminta panduan dari juru kunci, biasanya juru kunci membimbingnya untuk berdoa secara Islam kepada Allah swt. "Sebab hanya Allah tempat untuk meminta," ujar M Tohir.
Tohir mengaku belum banyak caleg yang datang ke situs Mbah Kuwu Sangkan. Namun menjelang pemilu lima tahun lalu, ada sejumlah caleg yang datang ke tempat tersebut. Satu di antara caleg yang rajin datang ke tempat itu adalah anggota DPR RI dari partai besar. "Seminggu sekali beliau datang ke sini. Suka mimpin tahlil atau memberi ceramah," kata Tohir.
Tohir mengaku tidak banyak mengenal caleg lain yang suka datang. Sebab kadang mereka datang bersama rombongan dan tidak mengakui sebagai caleg saat mengisi buku tamu sehingga tidak tahu bahwa ia merupakan caleg.
"Tapi tempat ini memang banyak dikunjungi pejabat dan calon pejabat. Kadang ada yang sampai menginap di sini sambil menjalankan puasa 3 hari 3 malam atau 7 hari 7 malam," kata Tohir.
Di Cianjur, makam Kangjeng Aolia RAA Aria Wiratanudatar Natamanggala alias Aria Kidul Gunung Djati Putra Ka II Kangjeng Aolia RAA Aria Wiratanudatar di atas bukit di RT 01/01 Kampung Gunung Jati, Desa Rahong, Kecamatan Cilaku, sering menjadi tempat yang dikunjungi para caleg and calon pejabat.
Juru kunci sekaligus juru pelihara, Muhammad Yusuf, mengatakan, di dalam ruangan itu terdapat makam Arya Wiratanudatar Natamanggala yang merupakan tokoh Dalem Cianjur kala itu. Namun, selain menjadi tempat ziarah, makam itu pun merupakan cagar budaya yang dikelola Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang.
"Tempat ini sudah ada sejak zaman Belanda pada abad ke-17," kata Yusuf, yang merupakan keturunan kesembilan juru kunci makam Arya Wiratanudatar Natamanggala, ketika berbincang dengan Tribun.
Dikatakan Yusuf, makam itu memang menjadi tempat ziarah masyarakat dari berbagai daerah. Bahkan sejumlah warga negara asing (WNA) dari Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura pernah mendatangi makam tersebut. Namun kunjungan WNA bisa dihitung setiap tahunnya lantaran kunjungannya hanya sekali dalam setahun.
Menurut Yusuf, dari semua peziarah yang datang ke makam memang terdapat beberapa pejabat pemerintah, anggota legislatif, dan caleg yang dikenalinya. Namun kedatangan mereka itu bukan bersifat musiman, melainkan rutin dilakukan setiap Senin dan Kamis malam. Bahkan sejumlah mantan anggota legislatif pun masih menyambangi makam untuk bertawasul.
"Hal itu mungkin sudah menjadi kebutuhan rohani sekaligus menjalankan syariat. Bukan untuk sekadar meminta sesuatu saja, termasuk para caleg yang akan mengikuti pemilu 2014 nanti. Karena mereka sudah berziarah sebelum mencalonkan diri juga," kata Yusuf.
Yusuf menjelaskan, para peziarah datang ke makam itu untuk bertawasul yang berarti berdoa dan memohon kepada Allah di tempat orang saleh. Menurut dia, berdoa di tempat orang saleh, permintaannya lebih dikabulkan. Konon, Arya Wiratanudatar Natamanggala merupakan murid kesayangan Sunan Gunun Jati.