Puasa Membentuk Struktur Otak Baru
Otak pula sumber semua kualitas yang mendefinisikan kemanusiaan kita. Otak itu permata tubuh manusia.
Secara psikologis, ketenangan dan mengendalikan emosi menurunkan adrenalin. Adrenalin memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah arterial, serta menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung. Adrenalin menambah pembentukan kolesterol dari lemak protein berkepadatan rendah. Itu semua meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah, jantung, dan otak, seperti jantung koroner dan stroke.
Penelitian endokrinologi menunjukkan, pola makan saat puasa yang rotatif menyebabkan keluarnya hormon sistem pencernaan, seperti amilase dan insulin, dalam jumlah besar sehingga meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan tubuh.
Manfaat puasa bagi fungsi dan kesehatan otak dapat dijelaskan ilmiah. Penelitian plastisitas dan neurogenesis (kelenturan dan perkembangan otak), pada dasarnya sinapsis (jaringan otak) dapat berkembang berdasarkan faktor lingkungan, kejiwaan, dan makanan yang dikonsumsi. Dr Johansen-Berg, et al (Neuron Journal, 2012) menjelaskan, sinapsis di otak dapat berubah selama 24 jam yang terekspos pembelajaran dan latihan.
Lewat puasa sebulan penuh, berdasarkan plastisitas, neurogenesis, dan fungsional kompensasi, jaringan otak diperbarui. Terbentuk rute jaringan baru di otak, yang berarti terbentuk pribadi/manusia baru secara biologis, psikologis, dan fungsional.
Secara fisik, puasa mengurangi potensi stroke dan jantung koroner serta menjadikan manusia dengan pikiran lebih baik. (*)
Taruna Ikrar, PhDKardiolog; Farmakolog; Neuroscientist, Division of Interdisciplinary of Neurosciences University of California, AS