Pedagang di Teras Cihampelas Menjerit Sepi Pengunjung, Banyak Gulung Tikar, yang di Bawah Dibiarkan

Gambaran cerianya warna-warni lantai di skywalk Teras Cihampelas Kota Bandung kontras dengan apa yang dirasakan

Penulis: Cipta Permana | Editor: Ichsan
Tribun Jabar/Ery Candra
Situasi di Teras Cihampelas, Kota Bandung 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gambaran cerianya warna-warni lantai di skywalk Teras Cihampelas Kota Bandung kontras dengan apa yang dirasakan oleh para pedagang di kawasan itu.

Bahkan, proyek pembangunan tiga tahun lalu yang menghabiskan total anggaran senilai Rp 45 miliar dan digadang-gadang menjadi solusi penyelesaian bagi masalah pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Cihampelas, kini justru berujung duka bagi para pelaku usaha mikro tersebut.

Minimnya pengunjung yang datang, turut berdampak pada hilangnya omzet para pedagang, sehingga mengakibatkan mereka menjerit dan sebagian di antaranya terpaksa gulung tikar.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun Jabar dari 192 ruang dagang, kini hanya menyisakan 80-an kios yang terbagi pada dua jenis produk yang ditawarkan, yaitu kuliner dan souvenir.

Salah seorang pedagang souvenir berupa sandal Bandung, Amarzuki (53) mengaku, situasi sepinya pembeli telah dialaminya sejak dua tahun lalu. Kondisi ini pun menurutnya, berbeda dengan situasi sejak pertama kali lokasi itu diresmikan, sehingga barang dagangannya menumpuk dan berpotensi terus merugi.

Artis yang Ikut Age Challenge, Ayu Ting Ting, Ashanty, hingga BCL, Pakai FaceApp Buat Wajah Tua

“Dampaknya besar banget dibanding dulu waktu masih (berjualan) di bawah penurunannya bisa sampai 70 persenan. Misalnya dulu waktu masih di bawah, biasanya (keuntungan) bersih bisa dapat Rp 1 juta per hari, kalau sekarang Rp 100.000 saja susah,” ujarnya saat ditemui di Teras Cihampelas. Kamis (18/7/2019).

Hal senada disampaikan oleh Yuyu (30) pedagang souvenir kaus. Sejak setahun lalu, Ia mengaku mengalami penurunan omzet mencapai 60-70 persen. Hal tersebut, kata dia, disebabkan minimnya pengunjung yang datang, bahkan pada akhir pekan sekalipun.

"Saya udah jualan hampir 5 tahun, terus 2017 dipindahin ke atas (Teras Cihampelas). Ya kondisinya beda banget dibanding jualan di bawah bisa rame sampe malem, sekarang di sini mah engga pasti berapa (pendapatan) tiap bulannya. Yang pasti omzet juga turun 50-60 persen, termasuk weekend juga sering sepi," ucapnya.

Polisi Buru Pria yang Mengancam Pakai Golok dan Minta Duit ke Pelayan Dominos Pizza

Ia menuturkan, dengan kondisi yang ada saat ini, beberapa pedagang memilih untuk berjualan hanya di hari Sabtu dan Minggu. Hal itu dilakukan, sebagai upaya mengurangi dampak merugi yang lebih luas, karena sepinya pengunjung pada hari biasa.

"Saya pinginnya kayak waktu awal ini dibangun banyak yang beli, enggak mengerti juga kenapa sekarang sepi gini. Semoga pemerintah bisa peduli sama kami, gimana caranya biar ini diminati lagi sama masyarakat," ujar Yuyu.

Sementara itu salah seorang pedagang kuliner, Ita (32) mengatakan, ketika pertama kali tempat itu beroperasi, pengunjung sangat ramai hingga berdesakan. Namun setelah itu hingga saat ini justru menjadi jarang dikunjungi sehingga menyebabkan omzetnya menurun drastis hingga 90 persen.

Menurutnya, sepinya Teras Cihampelas juga disebabkan oleh banyaknya pedagang baru yang membuka lapak di bawah teras dan tidak pernah ditegur petugas yang berjaga.

Bahkan, kata dia, akibat sepinya tempat itu membuat lebih dari sepuluh rekannya sesama pedagang makanan gulung tikar.

"Bukan turun lagi, tapi parah masih mending bisa bertahan juga. Kalau dulu, pedagang yang jualan di bawah dulu mah sering ditegur (petugas), sekarang mah enggak, di diemin. Jadi semakin banyak pedagang baru di bawah, apalagi ada (pedagang) yang udah di atas, jadi pindah turun lagi ke bawah, karena lebih menjanjikan atau pindah ke lokasi lain," ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved