Hari Ini Badai Matahari Diprediksi Terjang Bumi, Disebut Dampaknya Ganggu GPS, Begini Kata LAPAN

Fenomena badai matahari atau ledakan besar sinar kosmik dari matahari menuju bumi diprediksi bakal terjadi.

Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
NASA
Ledakan-ledakan yang terjadi di permukaan matahari. Hari kiamat pasti akan terjadi, namun kapan waktunya tak ada manusia yang mengetahuinya. 

TRIBUNJABAR.ID - Fenomena badai matahari atau ledakan besar sinar kosmik dari matahari menuju bumi diprediksi bakal terjadi.

Peringatan mengenai fenomena badai matahari ini pernah diumumkan oleh para ilmuwan.

Berdasarkan keterangan dari laman express.co.uk, yang dikutip TribunJabar.id, Kamis (14/3/2019), fenomena badai matahari itu, diprediksi oleh peneliti di laman Space Weather, akan terjadi pada 15 Maret 2019.

"Space weather forecasting experts have predicted the solar storm will reach us on March 15," tulis express.co.uk dalam tulisan soal badai matahari.

Fenomena badai matahari ini, disebut disebabkan oleh lubang berbentuk ngarai di atmosfer atas matahari.

Laman Space Weather menyebut, lubang berbentuk ngarai di atmosfer matahari menghadap bumi.

Lubang tersebut memuntahkan aliran angin matahari ke arah bumi.

Fenomena aliran angin matahari menuju ke arah bumi ini disebut pula badai geomagnetik minor G1 dan tidak berbahaya.

Malam Ini Ada Fenomena Supermoon Berbarengan dengan Gerhana Bulan, Ini Waktu Terbaik Melihatnya

Lantas, apa saja dampak yang ditimbulkan dari adanya badai matahari ini?

Beruntung, manusia akan terlindungi dari radiasinya lantaran ada medan magnet bumi.

Kendati demikian, tetap saja jumlah radiasi yang lebih tinggi membuat orang rentan terhadap kanker.

Tak hanya itu, badai matahari ini dapat mempengaruhi teknologi berbasis satelit.

Satelit yang berada di orbit bakal terpengaruh oleh badai matahari ini.

Masih menurut laman express, badai matahari kemungkinan dapat menimbulkan beberapa dampak.

Dampak badai matahari itu, kemungkinan adalah melumpuhkan GPS, sinyal ponsel dan TV digital.

"The storm, which could knock out GPS, mobile phone signal, and digital television," tulis laman express.co.uk.

Kendati demikian, belum diketahui secara pasti apakah dampak badai matahari ini akan terjadi juga di Indonesia.

Fenomena badai matahari ini disebut-sebut dapat memperkuat aurora sampai terlihat dari bagian paling utara AS, seperti itu keterangan dari space.com, dikutip TribunJabar.id.

Aurora ini, dapat dilihat di negara-negara di "bagian utara" Amerika Serikat, seperti Michigan dan Maine.

Badai Matahari pada 2.700 Tahun Lalu

Fenomena badai matahari yang menghantam bumi, disebut-sebut juga pernah terjadi sekitar 2.679 tahun yang lalu.

Bukti mengenai adanya badai matahari dahsyat di masa lalu ini, telah ditemukan oleh sekelompok peneliti

Dilansir TribunJabar.id dari Kompas.com, fenomena badai matahari tersebut merupakan terbesar yang pernah menerjang planet ini.

Temuan mengenai terjadinya badai matahari ribuan tahun lalu ini menjadi penting bagi ilmu pengetahuan.

Peneliti bahkan menyatakan, jika sampai terjadi hal yang serupa di era modern, ledakan plasma dan radiasi elektromagnetiknya berpotensi berdampak serius pada kehidupan di bumi.

7 Wilayah Indonesia Masuk Peringatan Dini BMKG, akan Tedampak Gerhana Bulan dan Supermoon

Dampak yang ditimbulkan, di antaranya adalah sinyal radio dan komunikasi satelit terganggu, jaringan listrik tak aktif, dan seluruh sistem modern bakal rusak, mulai perbankan hingga transportasi.

"Jika badai matahari itu terjadi hari ini, bisa memiliki efek parah pada masyarakat beserta teknologi tinggi kita. Itu sebabnya kita harus meningkatkan perlindungan masyarakat terhadapbadai matahari," kata Raimund Muscheler, salah satu peneliti dari Lund University di Swedia.

Sebelumnya, peneliti juga telah menemukan kejadian serupa pada 774-775 Masehi dan 993-994 Masehi.

Melalui penemuan itu, diketahui bahwa badai matahari terjadi secara teratur.

"Memahami peristiwa tersebut sekaligus mendapatkan banyak data tentu akan membantu untuk memprediksi ancaman badai matahari di masa depan dengan lebih tepat," ungkap Musheler. 

"Termasuk juga memberikan waktu untuk mengembangkan sistem serta peralatan yang sesuai untuk menghadapi badai matahari. Kita harus lebih siap jika hal yang serupa kembali terjadi."

Penjelasan LAPAN

Sebuah layanan cuaca yang berbasis di Inggris, Met Office, mengingatkan akan adanya ledakan besar sinar kosmik dari matahari menuju bumi, Jumat, (15/3/2019).

Badai Matahari ini dikabarkan akan merusak dan melumpuhkan sinyal ponsel, TV digital, hingga GPS.

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), M. Ferdiansyah Noer, mengatakan bahwa fenomena astronomi lubang korona terjadi pada 13 Maret 2019, pada saat posisi lubang korona berada di sekitar ekuator matahari.

Pasalnya, lubang korona bisa muncul di atmosfer matahari dari waktu ke waktu.

Korona adalah bagian paling luar dari atmosfer matahari yang ditandai rendahnya massa jenis dan tingginya temperatur. Korona tidak bisa terlihat secara langsung dari bumi, kecuali ketika terjadi gerhana matahari total atau menggunakan bantuan teleskop dengan presisi.

"Memang bisa melepaskan angin matahari cepat. Yang mencapai bumi dalam dua hari. Tetapi efeknya tidak seperti yang diberitakan," ujar Ferdiansyah, saat dihubungi Tribun Jabar, melalui ponselnya, di Kota Bandung, Kamis (14/3/2019), malam.

Ferdiansyah menuturkan, bagi warga yang hendak mengetahui perkembangan informasi tersebut secara rinci dapat mengakses melalui situs resmi Lapan.

"Info rinci cuaca antariksa bisa dilihat juga disitus lapan http://swifts.sains.lapan.go.id/," katanya.

 Badai Matahari Diprediksi akan Terjang Bumi pada 15 Maret, Apa Saja Dampak yang Mungkin Ditimbulkan?

 Moeng Parahadimulyo, Jenderal Beringas Pencetak Baret Merah Kopassus, Penyelamat Panji Siliwangi

 Kedatangan Komisi X DPR RI, Bupati Purwakarta Sampaikan Aspirasi Soal BOS dan Fasilitas Komputer

(Tribun Jabar/Yongky Yulius/Ery Chandra)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved