Dedi Mulyadi Beri Kiat-kiat Khusus bagi Para Calon Anggota Legislatif Perempuan untuk Kampanye
Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan selama ini kebanyakan calon legislatif perempuan hanya berkutat dengan isu kesetaraan gender . .
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan selama ini kebanyakan calon legislatif perempuan hanya berkutat dengan isu kesetaraan gender dan hak politik perempuan selama berkampanye, bukannya menggeluti berbagai permasalahan inti kaum perempuan dalam kehidupannya.
Dedi mengatakan pada akhirnya, kaum perempuan cenderung tidak tertarik memilih para calon legislatif perempuan karena tidak memberikan solusi terhadap permasalah dasar perempuan.
Seharusnya, kata Dedi, para caleg ini berkutat dengan isu berbagai kebutuhan ekonomi rumah tangga, jaminan sosial janda tua, atau isu biaya pendidikan anak.
"Kalau aktivis perempuan muncul, yang dibicarakan cuma kesetaraan gender dan hak politik perempuan. Tapi problem perempuan tidak dibicarakan, yakni isu-isu strategis dan sensitif tentang kebutuhan perempuan itu sendiri," kata Dedi di hadapan para calon legislatif perempuan dari berbagai partai dalam forum Komunikasi Perempuan Politik di Hotel Preanger Bandung, Rabu (6/2/2019).
Dengan hanya berkutat di isu gender dan hak politik perempuan, katanya, seringkali pendekatan para calon legislatif kepada msyarakat ini tidak bisa menarik hati atau simpati masyarakat. Mereka malah kebingungan karena harus mengikuti berbagai seminar atau diskusi.
Dedi mengatakan caleg perempuan seharusnya mengerti berbagai masalah perempuan di masyarakat. Tidak terlalu banyak menggelar diskusi dan acara seremonial, katanya, para caleg perempuan harus terjun ke tengah masyarakat langsung menyelesaikan berbagai permasalahan perempuan.
Dedi mengatakan pada dasarnya perempuan lebih setia dalam menentukan pilihan suaranya. Pendekatan secara hati ke hati, katanya, sangat mempan dalam meraih suara perempuan.
• Laporan Keuangan Segera Diperiksa BPK RI, Ini Langkah-langkah yang Dilakukan Pemprov Jabar
Setelah menjadi anggota dewan pun, Dedi berharap para anggota legislatif perempuan ini menggunakan kemampuan lahiriah perempuannya dalam menjalankan tugasnya. Kemampuan tata kelola rumah tangga, tata anggaran, dengan sensitifitas terhadap keindahan dan kerapian, harus diterapkan saat menjadi anggota dewan.
"Jangan sampai nanti malah terbawa- bawa anggota dewan lainnya, misalkan melihat anggaran yang kurang efisien, anggaran tidak berpihak pada kepentingan masyarakat, malah dibiarkan dan ikut-ikutan saja," katanya.
Dedi berharap para perempuan ini keluar dari batas pemahaman sempit tersebut dan berkontribusi positif terhadap negara, dengan cara dan hati seorang perempuan, yakni sisi keibuan dalam menata rumah tangganya. (Sam)
• Detik-detik Ponsel Pegawai Diskominfotik Riau Meledak, Pecahan Ponsel Mengenai Wajah Pemilik