SMPN 44 Bandung Raih Predikat Sekolah Berbudaya Religi di Tahun 2018

SMPN 44 Bandung meraih predikat Sekolah Berbudaya Religi pada 2018. Penghargaan diberikan Kadisdik Kota Bandung kepada Kepala SMPN 44 Bandung

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Dedy Herdiana
ISTIMEWA
Kepala SMPN 44 Bandung, Cece Hanafiah Putra, menerima penghargaan Sekolah Berbudaya Religi dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Elih Sudiapermana, Desember 2018 lalu. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilda Rubiah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - SMPN 44 Bandung meraih predikat Sekolah Berbudaya Religi pada 2018.

Perhargaan dari Dinas Pendidikan Kota Bandung itu langsung diserahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Elih Sudiapermana kepada Kepala SMPN 44 Bandung, Cece Hanafiah Putra, Desember 2018 lalu.

Penghargaan itu diberikan ke SMPN 44 Bandung, karena sekolah tersebut telah memenuhi semua kriteria untuk meraih prestasi sebagai sekolah yang berbudaya religi.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Shalehah Amalia, menjelaskan sejak 2005 lalu, SMPN 44 Bandung sudah menerapkan kegiatan dan membiasakan membaca doa sebelum pembelajaran dimulai.

Kegiatan tersebut dicetuskan oleh Kepala Sekolah terdahulu, Agus Suhara, yang melihat keprihatinan yang terjadi di lingkungan sekolah.

Sebagai sekolah yang berada di kawasan tengah kota yang lebih dulu mengalami perkembangan budaya urban, menurutnya sangat diperlukan keterlibatan spiritual untuk menggiring karakter pribadi yang kuat.

Oleh karena itu kemudian ia mulai mencoba menerapkan kegiatan pembiasaan shalat berjemaah duhur secara rutin.

Seiring berjalannya waktu kegiatan terkait keagamaan pun bertambah, semisal kegiatan membaca doa di pagi hari.

Para siswa atau pun siswi dibiasakan berdoa bersama-sama di lapangan, mereka menyebutnya sebagai pembiasaan Asmaul Husna.

Kegiatan tersebut rutin dilakukan dan berlangsung sebelum dimulai pembelajaran, pukul 06.30 WIB.

Adapun karena keterbatasan tempat, para siswa berbaris dan berdoa di lapangan bersama-sama secara bergantian.

Jika para siswi berbaris dan berdoa di lapangan, maka putra melaksanakannya di masjid, atau sebaliknya.

Shalehah Amalia mengatakan tentu hal itu bukan tanpa perjuangan, karena pertimbangan antara pro dan kontra.

"Ada yang setuju dan tidak setuju, tapi alhamdulillah sampai sekarang karena mungkin kita sudah di cap sekolah religi, ini menjadi ikon kami," ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Shalehah Amalia, saat ditemui Tribun Jabar di Jalan SMPN 44 Bandung, Jalan Cimanuk No 1 Citarum Bandung Wetan Kota Bandung, Selasa (8/1/2019).

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved