Imbas Harga Daging Ayam Naik, Pedagang Alami Penurunan Omze
Diduga, kenaikan harga tersebut terjadi bertahap dan diperkirakan akan terus mengalami kenaikan hingga sepekan kedepan.
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pedagang kebutuhan pokok daging ayam di pasar tradisional Kabupaten Bandung mengalami penurunan omzet hingga 20 persen.
Hal ini merupakan imbas dari kenaikan harga menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2019.
Berdasarkan pantauan Tribun Jabar di Pasar Baru Majalaya, Jalan Pasar Baru, Kecamatan Majalaya, Kamis (29/11/2018), harga daging ayam naik dari harga Rp 32 ribu menjadi Rp 36 ribu perkilogram, sedangkan telur ayam negeri, dari Rp 22 ribu menjadi Rp 24 ribu perkilogram.
Gempi Pilih Ikut Gading Marten, Gisel Merasa Bersalah Tak Bisa Wujudkan Keluarga yang Utuh https://t.co/2dVViAMIPi via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) November 29, 2018
Salah seorang pedagang, Nuriyanti (25), mengatakan, kenaikan harga tersebut terjadi bertahap mulai Senin (26/11/2018) dan diperkirakan akan terus mengalami kenaikan hingga sepekan kedepan, hal tersebut berkaca seperti tahun lalu.
"Awalnya naik Rp 500, tetapi sekarang sampai Rp 4 ribu setiap kilogramnya, kalau tahun lalu bisa sampai Rp 20 ribu," kata Nuriyanti di Pasar Baru Majalaya, Kamis (29/11/2018).
Nuriyanti menambahkan, pada pekan lalu sebelum harga daging ayam mengalami kenaikan, ia mampu menjual ayam hingga Rp 300 kilogram dan beromzet hingga Rp 9,6 juta setiap harinya.
Sedangkan, sehari setelah mengalami kenaikan, yakni pada Selasa (27/11/2018), ia mengalami penurun omzet hingga 20 persen atau hanya mendapatkan Rp 7 juta dalam dalam satu hari berdagang.
• Melihat Lebih Dekat Hunian Terpadu Korban Gempa Palu, Relawan Pasok Air, Warga Memasak Sendiri
"Jelas kerasa, karena pada saat harga ayam naik, para pembeli dalam jumlah besar, membatasi pembelian," katanya.
Menurut Nuriyanti, kenaikan harga tersebut kerap terjadi setiap tahun, saat menjelang Hari Raya Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, karena harga pasokan dari para distributor yang mengalami kenaikan.
Ia menjelaskan, dari informasi para distributor, kenaikan terjadi, karena sejumlah peternak ayam pedaging dan petelur mengalami gagal panen dan naiknya harga pakan ayam, sehingga berdampak pada kenaikan harga kebutuhan bahan pokok tersebut.
"Katanya begitu, yasudah pedagang terpaksa menaikan harga karena takut rugi," kata Nuriyanti.
• Sulastri, Petani Penghibah Lahan untuk Shelter Pengunsian, Mengaku Sikapnya Berkat Mamah Dedeh
