Sambil Menangis Hanifan Yudani Utarakan Keinginannya, Prabowo Subianto Tergerak untuk Berpelukan
Kebetulan, kata Prabowo Subianto, di hari terakhir pertandingan pencak silat banyak tokoh yang hadir.
TRIBUNJABAR.ID - Prabowo Subianto menceritakan itu ketika diwawancara TvOne dan wawancaranya itu diposting di akun youtube tvOneNews dengan judul 'Prabowo Subianto Bicara Soal Pelukan dengan Jokowi'.
Prabowo Subianto memulai penjelasannya dengan menceritadakan bahwa pesilat Indonesia memang memiliki tradisi merayakan kemenangan dengan naik ke atas tribun utama dan menemui tokoh-tokoh yang hadir.
Kebetulan, kata Prabowo Subianto, di hari terakhir pertandingan pencak silat banyak tokoh yang hadir.
"Ada Ibu Puan Maharani, Menko Kesejahteraann Rakyat, kemudian Ibu Megawati, Presiden RI ke 6, hadir pula bapak Wakil Presiden pak Kusuf Kalla, kemudian hadir pula Presiden kita Pak Joko Widodo, juga menteri Pak syafrudiin hadir juga," ujar Prabowo ketika diwawancara TvOne via telepon.
Menurut Prabowo Subianto, para atlet pemenang pun kemudian berkesempatan menjalankan tradisi tersebut.
"Jadi atlet kita yang menang bawa bendera merah putih menghadap ke tribun, ke tokoh-tokoh kita. Sesuai tradisi kita mereka cium tangan ke para orangtua mereka. Kan begitu, kita kan dianggap orangtua mereka," ujar Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto lalu menjelaskan mengapa pelukan fenomenal antara dirinya dan Presiden Jokowi bisa terjadi saat Hanifan Yudani Kusumah naik ke atas tribun kehormatan.
"Pas sudah menghadap ke Pak Jokowi dia pelukan, habis itu ke saya dia pelukan. Kemudian dia bilang, pak saya minta kita pelukan bersama, sambil nangis dia katakan. Wah kita terbawa juga suasana. Ini ada anak muda, seorang atlit yang mungkin kita anggap ya tidak begitu tertarik soal politik, tetapi dia sendiri menginginkan para pemimpinnya rukun, pemimpin-pemimpinnya itu berhubungan baik. Ini sesuatu yang sangat saya hargai," kata Prabowo Subianto.
Atas dasar itulah Prabowo Subianto kemudian bersedia melakukan pelukan fenomenal itu.
Ganti Presiden
Prabowo Subianto melanjutkan bahwa hal itulah yang mesti terjadi di Indonesia, dan dia berharap sikapnya dan Jokowi dicontoh para pendukungnya.
"Saya kira itu yang kita harapkan. Itu yang seharusnya terjadi di dalam negara dan masyarakat yang modern, yang biasanya budayanya saling mengerti, budaya saling koreksi. Budaya berbeda pendapat itu tidak dengan serta merta menjadi bermusuhan, atau bertabrakan di lapangan. Jadi ini perlu kedewasaan, perlu kearifan, bahwa keinginan untuk mengganti kepala desa, bupati, walikota, presiden, dan gubernur itu biasa," ujar Prabowo Subianto.
Oleh karena itu, ujar Prabowo Subianto, keinginan untuk melanjutkan kepemimpinan bupati dan presiden juga hal biasa.
"Kita harus mengakomodasi semua pemikiran. Jadi itu menurut saya harusnya kita tenang-tenang saja begitu, semua pihak lah. itu harapan saya," kata Prabowo Subianto.
Ketika ditanya soal masyarakat yang terbelah menjelang Pilpres 2019, Prabowo Subianto mengatakan hal itu sebagai kondisi biasa.