Jabar Sudah Masuk Kemarau Sejak Awal Juni, Peluang Hujan Masih Bisa Terjadi
Wilayah Jawa Barat sudah masuk musim kemarau sejak awal Juni 2018, kendati demikian, peluang hujan disebutnya masih bisa terjadi.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kepala BMKG Bandung, Tony Agus Wijaya, mengatakan, secara umum wilayah Jawa Barat sudah masuk musim kemarau sejak awal Juni 2018.
Kendati demikian, peluang hujan disebutnya masih bisa terjadi.
"Saat ini wilayah Jabar secara umum, sudah memasuki musim kemarau. Ditandai dengan jumlah curah hujan per 10 hari, kurang dari 50 milimeter (50 liter per meter persegi permukaan tanah)," kata Tony saat dihubungi Tribun Jabar via ponselnya, Kamis (21/6/2018).
Tanggapi Protes Umuh Muchtar Persib Main di Stadion PTIK, Bepe Ungkap 2 Hal Ini https://t.co/CCrESEdECF via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) June 25, 2018
"Selama periode musim kemarau tidak berarti tidak terjadi hujan sama sekali. Peluang hujan masih bisa terjadi, dengan frekuensi dan intensitas yang mulai berkurang," sambungnya.
Lebih lanjut, Tony menjelaskan, dalam beberapa hari ini, terdapat kondisi kelembapan udara pada ketinggian hingga 1,5 km dari permukaan laut, relatif lembap.
Kondisi ini menyebabkan masih ada potensi pembentukan awan hujan, didukung dengan arah angin yang masih berubah-ubah, karena terdapat massa udara dari barat atau timur laut yang membawa uap air.
"Potensi hujan yang terjadi dalam intensitas ringan, meskipun lebih dominan cuacanya cerah berawan. Terdapat potensi hujan ringan. dan cuaca yang cerah terik di siang hari," kata Tony.
Tahun ini, lanjutnya, musim kemarau masih berada pada kondisi normal, sama dengan rata-rata 30 tahun terakhir.
"Di musim kemarau wajar terjadi hujan, tetapi jumlah total curah hujannya berkurang dibanding musim hujan," ujar Tony.
Baca: Warga Garut Keluhkan Lamanya Proses Pengurusan E-KTP, Ada yang Hampir Setahun
Baca: Keluarga Tak Menyangka Harry Moekti Berpulang Secepat Ini, Tak Ada Firasat?