Ujian Nasional 2018

Jelang UN SMP, Kepsek dan Pelajar Bandung Deklarasikan Pakta Integritas Kampanye Anti-Nyontek

Pakta integritas yang menjadi bagian dari pelaksanaan ujian nasional jujur itu dilaksanakan di Gedung Mandala Saba Paguyuban Pasundan

Penulis: Cipta Permana | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUN JABAR/CIPTA PERMANA
Perwakilan pelajar SMP negeri dan swasta di Kota Bandung melakukan deklarasi dan penandatanganan pakta integritas kampanye anti-nyontek di Gedung Mandala Saba Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Jumat (20/4/2018). 

Laporan wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Jelang ujian nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), ratusan kepala sekolah, guru, proktor (pengendali server sekolah), teknisi, serta perwakilan siswa negeri dan swasta di lingkup Dinas Pendidikan Kota Bandung (Disdik), mendeklarasikan diri dan menandatangani Pakta Integritas Kampanye Anti-Nyontek.

Pakta integritas yang menjadi bagian dari pelaksanaan ujian nasional jujur itu dilaksanakan di Gedung Mandala Saba Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Jumat (20/4/2018).

Adapun pelaksanaan UN tingkat SMP akan dilaksanakan pada 23-26 April.

Baca: Bayar Kegagalan Saat lawan Persija, Bek Borneo FC Ini Siap Taklukkan Persib Bandung

Baca: Kisah Seorang Pengantar Barang yang Bekerja Sambil Mengajak Ibunya yang Menderita Alzheimer

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Elih Sudiapermana mengatakan, kegiatan yang dihadiri oleh sebanyak 245 kepala sekolah dan pengawas se-Kota Bandung ini, untuk menyelaraskan bahwa agenda UN merupakan sesuatu yang harus disikapi secara positif.

Terlebih UN bagian dari sistem pembelajaran yang harus dilewati oleh para siswa.

"Kegiatan ini sebagai upaya dari Pemerintah Kota Bandung, dalam hal ini Disdik Kota Bandung, agar UN yang akan diselenggarakan pada 23 April 2018 ini dilakukan secara jujur, bertanggungjawab, dan percaya kepada kemampuan sendiri, sehingga UN dapat berjalan secara lancar," ujarnya.


Oleh karena itu, menurutnya semua tidak boleh ada yang grogi atau panik yang akhirnya melakukan hal-hal negatif, sehingga akibatnya bisa mencederai ujian nasional itu sendiri.

"Kita harus mendorong para siswa untuk mampu seoptimal mungkin hasil berlajar selama tiga tahun dapat di tuangkan dalam pelaksanaan UN ini," ucapnya.

Elih menjelaskan dalam meminimalisir ketakutan siswa dalam menghadapi ujian nasional, pihaknya terus mensosialisasikan kepada siswa, bahwa UN ini merupakan suatu keharusan yang wajib dilakukan sebagai bagian dari proses pembelajaran.

"Setiap orang yang mengikuti pembelajaran atau pendidikan, sudah pasti akan ada tahapan-tahapan ujian yang harus di ikuti. UN ini bagian dari proses tersebut," ujar dia. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved