Napi Ancam Sebar Video Porno

Begini Cara Napi Lapas Jelekong Menipu Korban untuk Telanjang Saat Video Call

Pelaku penipuan adalah sejumlah narapidana di dalam lembaga pemasyarakatan (Lapas) sedangkan korban mereka mayoritas perempuan.

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/ Mega Nugraha
Saksi T (28) dan Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP M Yoris Maulana di Mapolrestabes Bandung, Jalan Merdeka Rabu (11/4/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha

TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG- Sebuah akun grup Facebook "Waspada Scammer Cinta" dan Instagram "Fey Down" mengungkap modus scammer atau penipuan lewat media sosial.

Pelaku penipuan adalah sejumlah narapidana di dalam lembaga pemasyarakatan (Lapas) sedangkan korban mereka mayoritas perempuan.

Modus itu seperti diungkap Polrestabes Bandung yang menetapkan tiga narapidana (napi) Lapas Kelas II Narkotika Jelekong, Baleendah Kabupaten Bandung, sebagai tersangka.

Dalam akun tersebut, modus penipuan lewat media sosial disebut scammer.

Scammer, secara luas diartikan sebagai upaya seseorang atau sekelompok orang yang menipu memakai cara licik lewat dunia maya.

Sebuah akun grup di Facebook bernama Waspada Scammer Cinta aktif mengkampanyekan netizen untuk tidak terjebak oleh ulah scammer. Di akun tersebut, pelaku scammer akrab disebut codot.

Pantauan Tribun dalam akun tersebut, untuk menipu korban, pelaku scammer biasanya mencatut foto-foto milik anggota TNI/Polri dari akun asli anggota TNI/Polri.

Baca: Kiper Persib Ini Sebut Clean Sheet Bonus dari Kerja Keras, Mengaku Sudah Sehati dengan Pemain Baru

Foto itu digunakan oleh pelaku dalam akun media sosial seperti Facebook, Instagram dan lain sebagainya.

Akun itu kemudian digunakan oleh pelaku dalam memburu calon korban secara acak di akun-akun media sosial milik perempuan.

Tidak hanya mencatut foto anggota TNI/Polri, pelaku scammer juga kerap menggunakan foto profil pria yang bekerja di sejumlah perusahaan BUMN.

"Waspada Scammer Cinta" dan "Fey Down" juga mengunggah kasus dengan modus serupa yang terjadi sejak 2015 serta mengunggah data-data korban yang sudah diperas oleh para pelaku.

Dalam kasus yang diungkap Polrestabes Bandung, pelaku menjalankan aksinya dari balik terali besi lapas.

Mereka menjalin pertemanan di media sosial, berinteraksi via pesan instan. Setelah dekat, mereka menjalin komunikasi lebih intim melalui phone sex bahkan video call hingga telanjang sambil merancap.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved