Pelajar Ini Sambi Jadi Musisi Jalanan dan Sopir Angkot, ''Kejar'' Bea Siswa untuk Jadi Guru Musik
Saya bisa musik sejak turun ke jalan, (awalnya) enggak bisa apa-apa, (lalu) belajar ukulele, gitar, biola.
Penulis: Theofilus Richard | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Cita-cita besar dimiliki pemuda bernama Mutakim (20). Ia ditemui Tribun Jabar saat bermain musik bersama teman-temannya di Car Free Day Dago, Minggu (11/3/2018).
Berawal dari mencari uang sebagai pengamen di jalanan, ia belajar berbagai alat musik.
"Saya bisa musik sejak turun ke jalan, (awalnya) enggak bisa apa-apa, (lalu) belajar ukulele, gitar, biola. Saling mengajarkan saja di jalan," ujarnya.
Setelah cukup lama menjadi pengamen di jalanan, ia ditemukan oleh Kelompok Perempuan Mandiri Dewi Sartika. Mutakim mendapat pembinaan dan wadah dalam bermusik.
Tiga Hari Sebelum Pratu Randi Meninggal, Pintu Rumah Pamannya Diketuk, Pas Dibuka Tak Ada Orang https://t.co/5dYVtEwXTZ via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 11, 2018
"Saya awalnya di simpang lagi tidur, lalu dibawa pulang sama KPM Dewi Sartika untuk dibina, diajarin musik yang benar," ujar Mutakim bercerita kisah awalnya dibina KPM Dewi Sartika.
Latihan musik dilakoni Mutakim dan teman-temannya di sebuah rumah yang disediakan KPM Dewi Sartika, di daerah Dago Bengkok.
Tidak hanya bermain musik, KPM Dewi Sartika juga membantu Mutakim bisa bersekolah.
Pada usia 12 tahun, ia baru merasakan bangku sekolah formal.
Baca: Jokowi ke Sawah Pakai Sarung, Tinjau Program Padat Karya Tunai di Cirebon
Sebelum masuk SMP, ia harus melalui ujian Paket A.
Persiapan selama enam bulan, ia manfaatkan agar bisa lulus Ujian Paket A.
Setelah lulus, Mutakim mengaku masih kesulitan saat di sekolah.
"Masuk SMP juga enggak mudah karena saya enggak belajar dari dasar. Belajar cuma bentar ikut Paket A. Paket A enggak banyak yang diajarkan, tertentu saja. Dari SD kan banyak pelajaran yang perlu dipelajari," ujarnya.