Koridor Trans Metro Meleset, Dari 13 Koridor Hanya 3 yang Sudah Berjalan

Didi mengatakan, koordinasi dengan Organda Kota Bandung untuk membahas persoalan ini sudah berkali-kali mereka lakukan.

Editor: Ravianto
TRIBUN JABAR / GANI KURNIAWAN
Bus Trans Metro Bandung (TMB) melintas di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (29/8/2017). 

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Rencana pemerintah mengoperasikan semua koridor Trans Metro Bandung (TMB) meleset dari target.

Dari 13 koridor TMB yang sedianya bisa dioperasikan tahun ini, baru tiga yang sudah berjalan.

Penolakan dari para pemilik dan sopir angkutan kota menjadi penyebab utama tak tercapainya target ini.

"Penolakan dari para pengusaha dan sopir angkutan kota setiap kali akan membuka rute atau koridor baru ini menjadi penyebab utama. Kalau aspek lain, seperti pendanaan, itu masih ada solusinya," ujar Didi Ruswandi, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, kepada Tribun di ruang kerjanya, Jumat (25/8).


Didi mengatakan, koordinasi dengan Organda Kota Bandung untuk membahas persoalan ini sudah berkali-kali mereka lakukan.

Tapi, Organda Kota Bandung, ujarnya, tak pernah memberikan peluang atau solusi yang berarti.

Keberadaan TMB, kata Didi, memang berpengaruh pada kelangsungan angkutan kota.

Karena itu, berbagai upaya dipikirkan untuk mengatasi dampak sosial yang mungkin timbul.

Salah satunya adalah melibatkan para pengusaha angkutan kota dalam mengelola TMB.

Dishub Kota Bandung, ujarnya, tengah mengusulkan untuk membuat badan umum layanan daerah (BULD) agar para pengusaha angkot bisa melakukan kerja sama tanpa harus ikut menjadi peserta lelang.

"Dengan itu (BLUD), tak perlu lelang. Nanti bisa bekerja sama dengan perusahaan yang bonafide. Kami sudah ngobrol dengan koperasi dan Organda jika ingin menjadi bagian dari pengelolaan," ujarnya seraya mengatakan bahwa hadirnya BLUD ini nantinya akan menguntungkan semua pihak.

"Kalau dengan sistem lelang, mereka pasti akan gigit jari karena enggak akan mampu dan enggak akan kebagian apa-apa."


"BULD ini tinggal menunggu persetujuan Sekda Kota Bandung. Kalau sudah disetujui nanti, tinggal bicara strategi. Angkot yang tersaingi nanti bisa dibeli, sistemnya tiga angkot untuk satu bus." 

"Potensi pembiayaan bisa advertising, seperti halte bisa dikomersialkan untuk pemasangan iklan. Ini sedang dikaji."(*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved