Borok Sepakbola Malaysia Dibongkar Media Inggris, Sebut Iri dan Plagiat Cara Timnas Indonesia

TRIBUNJABAR.ID - Bencana sepakbola Malaysia terus menjadi perbincangan publik dunia.

Tragedi bisa saja tidak terjadi jika Malaysia tidak terburu-buru dan bernafsu ingin meniru kesuksesan Indonesia dalam pola naturalisasi pemain keturunan.

Ya, dalam beberapa tahun terakhir, sepakbola Tanah Air memang sedang bergariah dan memuncak. 

Bermula saat Timnas Indonesia berhasil buat banyak sejarah dengan pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong di bawah Ketua Umum PSSI Erick Thohir.

Hal ini kontan membuat Malaysia kebakaran jenggot dengan menunjuk Kim Pang-gon sebagai pelatih kepala mereka meski ujungnya diganti seumur jagung saja.

Paling terlihat lagi ketika Timnas Indonesia berhasil dan sukses mencetak sejarah karena andil besar pemain naturalisasi.

Di bawah komando Erick Thohir, PSSI berbenah kebijakan dengan memasifkan program percepatan sepak bola Indonesia melalui jalur naturalisasi.

Baca juga: Status Timur Kapdze Jadi Pelatih TImnas Indonesia Dibocorkan Media Asing, Deal?

Benar saja, Timnas Indonesia berhasil lolos ke 16 besar Piala Asia 2024, ke semi final Piala Asia U23 2024 dan paling mencengangkan hampir lolos ke Piala Dunia 2026 dengan jumlah laga paling jauh dibanding negara ASEAN yaitu sampai ronde keempat.

Langkah percepatan Timnas Indonesia yang sukses besar itu pun coba dijiplak oleh Malaysia.

Namun proses naturalisasi pemain yang santer diklaim memiliki darah Malaysia gagal total.

Sistem plagiat Timnas Malaysia yang gagal total untuk saingi Timnas Indonesia itu terjadi setelah laga Timnas Malaysia kontra Vietnam di Kualifikasi Piala Asia 2027.

Adanya pelaporan itu membuat Komisi Disiplin FIFA memberikan sanksi untuk FAM.

Dalam laga itu, Timnas Malaysia sukses mengalahkan Vietnam dengan skor telak 4-0 pada 10 Juni 2025.

Bahkan, belum lama ini, tujuh pemain yang catatkan caps bersama Timnas Malaysia di laga kontra Vietnam terbukti melakukan pemalsuan dokumen.

Ketujuh pemain itu pun telah dijatuhi sanksi oleh FIFA berupa larangan beraktivitas dalam seluruh kegiatan sepak bola selama 12 bulan (1 tahun).