Remaja Dayeuhkolot Korban TPPO
PSMS Medan Berikan Klarifikasi Soal Kasus TPPO Kiper Muda Asal Bandung Rizki Nur Fadhilah
Terkait kasus TPPO Rizki Nur Fadhilah, Presiden Klub PSMS Medan, Fendi Jonathan, sebut pihaknya tidak pernah membuka seleksi pemain.
Kasus ini kini ditangani pihak berwenang.
Hingga kini keluarga masih menanti kabar keberadaan Rizki, sementara PSMS menegaskan tidak pernah terlibat dalam proses apa pun yang menjebak korban.
Baca juga: Fakta Baru Remaja Dayeuhkolot Bandung Korban TPPO, Pelaku Sempat Minta Rp42 Juta
Jebolan Diklat Persib
Nenek dari Rizki Nurfadhilah, Imas Siti Rohanah (52) menyebut, cucunya kesayangannya tersebut sering bermain sepak bola sebagai penjaga gawang atau kiper.
Rizki Nurfadhilah juga diketahui mengikuti salah satu Sekolah Sepak Bola (SBB) lokal di Kabupaten Bandung dan sempat berlatih di Diklat Persib.
"Dia dulunya ikut SSB Hasebah. Pernah juga di Persib Junior atau Diklat Persib. Makanya mungkin dia mudah diiming-imingi ikut seleksi."
"Tapi SSB-nya, katanya tidak tahu kalau dia pergi ke Medan. Baru tahu setelah viral," terang Imas.
Dalam kesehariannya, Fadhil dikenal sebagai sosok periang dan sangat aktif bersosialisasi.
Selain aktif bermain sepak bola, dirinya juga sering membantu keluarganya berjualan cokelat.
"Dia tidak manja, tapi mungkin karena ibunya di Hong Kong dan ayahnya bekerja, dia banyak menghabiskan waktu bersama pamannya."
"Pamannya punya usaha cokelat, jadi dia sering bantu-bantu di sana. Selain itu, dia latihan bola. Sehari-harinya seperti anak-anak lain," ucapnya.
Imas mengungkapkan bahwa keluarga sangat khawatir dengan kondisi Rizki Nurfadhilah.
Ia menyebut, cucunya sering mendapatkan perlakuan buruk di Kamboja.
Baca juga: Timur Kapadze Datang ke Indonesia Terlihat Pakai Batik, Kode Keras Bakal Latih Timnas?
Bahkan jika tidak menyelesaikan pekerjaannya sebagai penipu atau scammer di platform percintaan dengan baik, Fadhil mendapatkan hukuman hingga kekerasan fisik.
"Dia sering disiksa. Disiksanya seperti disuruh push-up ratusan kali, disuruh membawa galon ke lantai sepuluh. Padahal anak sekecil itu jelas tidak terbiasa kerja seperti itu," ujarnya.
