IIYF Dukung Kolaborasi Indonesia–India Soal MBG: Membangun Solidaritas Pangan Dua Negara

Sebagai wadah jejaring pemuda yang menghubungkan generasi muda kedua negara, IIYF menyiapkan langkah konkret berupa kunjungan kerja ke India.

SPPG Yayasan Karya Utama Insani Garut Kota untuk Tribun Jabar
MENU MBG - Menu MBG spesial dalam perayaan Hari Ulang Tahun Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto ke-76. Menu nasi goreng spesial serentak dibuat di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (17/10/2025). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ketua Umum Indonesia–India Youth Forum (IIYF), Ravindra, mengumandangkan dukungan penuhnya terhadap langkah kolaboratif antara Indonesia dan India dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Baginya, sinergi dua negara ini tak sekadar menyentuh isu penyediaan pangan, tetapi merupakan simbol nyata dari ikhtiar kemanusiaan lintas batas yang menandai komitmen bersama membangun masa depan yang lebih beradab dan penuh empati.

“Pangan adalah bahasa universal kemanusiaan. Ketika dua negara besar seperti Indonesia dan India berkolaborasi dalam memastikan anak-anaknya tumbuh sehat dan berdaya, sesungguhnya kita sedang menulis babak baru solidaritas global dari Selatan dunia,” ujar Ravindra melalui ponsel, 31 Oktober 2025.

Sebagai wadah jejaring pemuda yang menghubungkan generasi muda kedua negara, IIYF kini tengah menyiapkan langkah konkret berupa kunjungan kerja ke India.

Kunjungan ini bertujuan untuk menggali langsung praktik terbaik dari program Mid-Day Meal Scheme, sebuah inisiatif makan bergizi gratis yang telah berhasil menjangkau lebih dari 120 juta anak sekolah di seluruh pelosok India.

Tak hanya mengamati penerapan kebijakan tersebut, delegasi IIYF juga akan terlibat dalam berbagai dialog bersama pemuda India, organisasi sosial, dan kalangan akademisi guna mendiskusikan strategi inovatif memperkuat ketahanan pangan berbasis komunitas yang adaptif dan berkelanjutan.

“Kami ingin menghadirkan diplomasi yang hidup, diplomasi yang berakar pada solidaritas dan pengetahuan. Bagi kami, diplomasi bukan sekadar pertemuan antar elit, tetapi perjumpaan antar hati dan gagasan, di mana generasi muda memaknai kemitraan sebagai panggilan nurani untuk membangun dunia yang lebih adil,” tambahnya.

Dalam pandangan Ravindra, program makan bergizi gratis harus dipahami bukan hanya sebagai intervensi sosial semata, melainkan juga investasi moral dan peradaban jangka panjang.

Ia melihat kerja sama Indonesia–India sebagai wujud konkret dari semangat South-South Cooperation, kerja sama antarnegara berkembang, yang menempatkan manusia di pusat pembangunan, bukan sekadar angka dalam tabel ekonomi.

“Anak-anak yang mendapat makanan bergizi hari ini adalah pembawa obor peradaban esok hari. Mereka bukan sekadar penerima manfaat, tetapi benih-benih masa depan yang akan menentukan arah sejarah,” ujarnya.

IIYF meyakini, kolaborasi ini membuka cakrawala baru bagi tumbuhnya generasi global yang lebih tangguh, cerdas, dan berempati.

Generasi yang memahami bahwa kemajuan sejati tidak lahir dari kompetisi yang saling menjatuhkan, melainkan dari kolaborasi yang berlandaskan kesadaran kemanusiaan dan solidaritas lintas bangsa.

“Kami percaya, sebagaimana Gandhi dan Soekarno pernah ajarkan, bahwa kemerdekaan sejati hanya bermakna bila manusia terbebas dari lapar, kebodohan, dan ketidakadilan. Dari dapur sekolah hingga forum internasional, perjuangan itu kini berlanjut melalui tangan-tangan muda Indonesia dan India,” tutup Ravindra.

Sebelumnya dilansir Kompas.com, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan melihat role model di India untuk melaksanakan program makan bergizi gratis.

Menurutnya, Indonesia meminta bantuan ke India untuk meningkatkan kualitas pelayanan MBG.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved