Kasus DBD di Kota Bandung Fluktuatif, Dinas Kesehatan Ungkap El Nino Turut Memicu

Fenomena iklim global El Nino dan La Nina memengaruhi angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Bandung.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
Istimewa
ILUSTRASI - Fenomena iklim global El Nino dan La Nina memengaruhi angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Bandung. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Fenomena iklim global El Nino dan La Nina memengaruhi angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Bandung. Pihak Dinas Kesehatan Kota Bandung pun meminta kondisi ini diwaspadai.

Pada tahun 2025 ini, kasus DBD di Kota Bandung menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, Dinas Kesehatan tetap melakukan pencegahan agar kasusnya tidak meningkat lagi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bandung, Dadan Mulyana Kosasih, mengatakan, jika melihat track record DBD di Kota Bandung, selama ini memang terjadi kenaikan dan penurunan.

Baca juga: Nyamuk Wolbachia Akan Disebar di Rancasari dan Buahbatu Bandung untuk Tekan Angka DBD

"Jadi, kurang lebih grafiknya naik turun, itu setiap tiga sampai empat tahun. Jadi, setelah penurunan di tahun 2025 ini, perlu kewaspadaan bahwa patut diduga mulai tahun 2026, 2027, 2028 itu akan meningkat kembali," ujar Dadan saat ditemui di Balai Kota Bandung, Senin (24/11/2025).

Dia mengatakan, pola seperti itu diduga akibat situasi lingkungan global. Sehingga pada tahun 2026 nanti, pihaknya akan kembali meningkatkan pencegahan agar tidak meningkat secara signifikan.

"Patut diduga penyebab utamanya seperti El Nino, La Nina, yang seperti itu. Tapi untuk pastinya sendiri kita juga memang tidak tahu polanya seperti itu. Walaupun diduga tahun depan akan meningkat, kita berharap tidak terlalu tinggi," kata Dadan.

Dia mengatakan, meski belum ada data yang terperinci, hingga November 2025 ini kasus DBD di Kota Bandung terdeteksi sudah mencapai sekitar 3 ribu kasus. Sedangkan pada tahun lalu tercatat hingga 5 ribu kasus DBD.

Baca juga: Belasan Remaja di Cimahi Diminta Sungkem ke Orang Tua Setelah Nongkrong hingga Pukul 03.00

"Jadi kita harus melakukan pencegahan, kita juga sudah membentuk  para jumantik di tingkat kader. Mereka bekerja tidak kenal lelah, dan kita melibatkan juga Jumantik Cilik, itu di sekolah dan itu sudah berjalan," ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga terus memberantas titik-titik sarang nyamuk dengan 3M Plus karena kasus DBD ini melibatkan tiga faktor. Selain nyamuk sebagai faktor utama, juga ada virusnya, dan yang ketiga manusia.

"Untuk nyamuknya ini kita lakukan dengan yang paling tepat itu adalah dengan 3M plus. Jadi, kalau semua itu bisa dilaksanakan, insyaallah peningkatan DBD bisa kita kendalikan," ujar Dadan. (*)
 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved