Aroma Dupa dan Denting Karinding Warnai Asia Africa Corner 2025 di Braga Bandung, Ada Apa?
Di antara kerumunan pengunjung yang berlalu-lalang, alunan musik tradisional menggema pelan, berpadu dengan ritme hujan yang sempat turun.
Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Aroma dupa menyeruak di sepanjang Jalan Braga Pendek, Kota Bandung, Minggu (19/10/2025).
Di antara kerumunan pengunjung yang berlalu-lalang, alunan musik tradisional menggema pelan, berpadu dengan ritme hujan yang sempat turun.
Dari panggung utama, sekelompok seniman tampil penuh semangat, mereka adalah Karinding Ebel Squad, yang tampil dalam perhelatan Asia Africa Corner 2025.
Meski gerimis sempat membasahi kawasan Braga, animo masyarakat tetap tinggi. Penonton berteduh di bawah payung dan kanopi kafe, menikmati pertunjukan yang membawa suasana magis dan kental dengan nostalgia.
“Karinding Ebel ini grup musik yang mengangkat lagu-lagu Pop Sunda dengan alat musik tradisional seperti karinding dan celempung,” tutur Ari Tulang Jabrik, salah satu perwakilan Karinding Ebel Squad, saat ditemui seusai acara, Sabtu (19/10/2025).
Menurut Ari, Karinding Ebel kerap tampil di kawasan Braga setiap dua minggu sekali.
"Biasanya di depan Rumah Seni Rofi," ucapnya.
Grup ini berdiri sejak Oktober 2010 dan telah lebih dari satu dekade konsisten memperkenalkan karinding alat musik bambu berukuran kecil yang dulu digunakan masyarakat Sunda untuk mengusir hama di sawah sebagai medium ekspresi seni modern.
Uniknya, para anggota Karinding Ebel datang dari beragam latar belakang.
“Ada yang tukang ukir, pembuat aksesoris, sampai seniman rias kesundaan. Tapi semuanya punya semangat yang sama: mencintai kesenian Sunda,” ujar Igo perwakilan Karinding Ibel lainnya.
Bagi mereka, karinding bukan sekadar alat musik, melainkan bagian dari upaya membangkitkan memori budaya yang mulai dilupakan generasi muda.
"Kami ingin anak-anak sekarang tahu bahwa kesenian ini sudah ada sejak dulu. Jadi siapa pun boleh belajar, dari nol pun enggak apa-apa,” katanya.
Dalam setiap pertunjukan, biasanya ada sekitar 10 orang pemain yang terlibat. Mereka memainkan kombinasi alat musik seperti celempung, kecapi, suling, dan tentu saja karinding.
Denting bambu berpadu dengan tiupan suling menciptakan nuansa etnik yang kental.
Disinggung soal respon masyarakat terhadap alat musik tradusional ini, Igo menuturkan, masih proses.
“Ada yang suka, ada yang belum paham. Tapi kita terus berusaha gimana caranya supaya orang senang dulu sama kesenian Sunda.”
Dalam penampilannya, para anggota Karinding Ebel juga mengenakan busana khas Sunda, lengkap dengan aksesoris tradisional.
Ari, misalnya, tampak mengenakan tas kulit dan kalung manik-manik yang ia sebut “hanya pemanis,” tetapi memberi sentuhan autentik pada tampilan panggung mereka.
Penampilan Karinding Ebel Squad di Asia Africa Corner 2025 bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menggaungkan kesenian tradisional masih hidup dan relevan.
“Harapan kami, banyak orang yang lebih mengenal musik tradisional, khususnya karinding dan celempung. Siapa tahu suatu hari bisa go international,“ ujar Igo.
Selain Karinding Ebel Squad, acara Asia Africa Corner 2025 juga dimeriahkan berbagai pertunjukan lain sejak pagi, seperti senam dan zumba bersama, tari Jaipong oleh Sanggar Jagat Nata, serta wayang dari Jagat SunyaRuri yang dibawakan oleh Dalang Senda Riwanda.
Salah seorang pengunjung, Aditya, menyebut Asia Africa Corner 2025 jadi ajang hiburan gratis bagi masyarakat.
"Seru, sih, Bisa nonton secara cuma-cuma. Tadi ada penampilan kesenian, wayang juga. Lumayan tidak crowded, biasanya kalo hiburan gratis gini suka desak-desakan," kata Adit.
Warga asal Kiaracondong ini menuturkan, anak-anak sangat antusias menyaksikan hiburan yang disuguhkan.
"Yang karinding juga asik, cukup menghibur," imbuhnya.
Sementara pengunjung lainnya, Bayu, Warga Tangerang ini menuturkan tak sengaja menonton helatan Asia Africa Corner 2025.
"Tadi lihat waktu keliling, ada apa rame-rame, jadinya nonton di sini," kata dia.
Ayah satu orang anak ini mengaku telah mengikuti acara sejak pukul 10.00 WIB.
"Rencananya memang liburan ke sini, pasti ke Braga karena suka ada acara," ucapnya.
Bayu mengatakan, pada momentum tersebut dia bersama keluarga membeli oleh-oleh.
"Ini sekalian belanja oleh-oleh, beli kerudung, makanan di stand UMkM," kata dia.
Dia menambahkan, acara seperti ini harus sering diadakan untuk mendorong peningkatan wisatawan. (*)
| DRAMA Wasit! Gol Ramon Tanque Dianulir Tanpa Cek VAR, Persib Cuma Unggul 1-0 Lawan Persis di Babak I |
|
|---|
| Hindari Pengendara Motor, Bus Damri Tabrak Pohon di Setiabudi Bandung, Sopir Sempat Terjepit |
|
|---|
| GOOLLLL, Luciano Guaycochea Antar Persib Unggul Cepat atas Persis Solo |
|
|---|
| Fraksi Gerindra DPRD Kota Bandung Sambut Baik 4 Usulan Raperda |
|
|---|
| Diguyur Hujan Deras, 11 Titik di Kota Bandung Banjir Imbas Sungai Meluap dan Drainase Penuh Sampah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Penampilan-KarindingEbel-Squa.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.