Viral Warga Antar Anak ke RS Pakai Odong-odong di Solokanjeruk, DPRD Minta Evaluasi Layanan Ambulans

Akhiri Hailuki menilai kasus odng-odong seharusnya tidak terjadi apabila sistem layanan ambulans desa dan koordinasi antar warga berjalan.

Dok. Kecamatan Solokanjeruk
MEDIASI - Camat Solokanjeruk, Rahmatullah Mukti Prabowo (kedua dari kanan) memediasi viralnya warga yang mengeluhkan tidak tersedianya ambulans desa sehingga harus naik odong-odong ke fasilitas kesehatan. 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Peristiwa warga Kecamatan Solokanjeruk, Kabupaten Bandung, yang terpaksa menggunakan kendaraan odong-odong untuk membawa anaknya yang sakit ke rumah sakit, memantik perhatian di kalangan legislatif.

Salah satunya yaitu Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung, Akhiri Hailuki.

Hailuki menilai insiden seperti itu seharusnya tidak terjadi apabila sistem layanan ambulans desa dan koordinasi antar warga berjalan sebagaimana mestinya.

Menurut Hailuki, ambulans desa sejatinya memiliki fungsi sebagai kendaraan siaga yang harus siap memberikan pelayanan cepat kepada masyarakat, terutama dalam kondisi darurat.

"Saya berharap kejadian seperti ini jangan terulang lagi. Karena sesuai namanya, ambulans desa adalah mobil siaga yang berarti sigap melayani warga," ujarnya kepada Tribun Jabar, Rabu (15/10/2025).

Baca juga: Warga Solokanjeruk Antar Anak Sakit Pakai Odong-odong Jadi Riuh, Dinkes Tegaskan Ada Ambulans Gratis

Meskipun demikian, Hailuki juga memahami bahwa jumlah ambulans yang berada di tingkat desa ataupun kecamatan masih terbatas. 

Oleh karena itu, kata dia, ketika terdapat permintaan layanan yang bersamaan, perlu ada skala prioritas berdasarkan kondisi pasien dan urgensinya.

"Maka saat ada permintaan yang bersamaan waktunya, itu harus dilihat skala prioritas, baik kondisi penyakit ataupun ekonomi pasiennya," katanya.

Dengan adanya hal tersebut, Hailuki menyebut semangat tolong-menolong antarwarga menjadi hal yang tidak kalah penting dalam situasi seperti ini.

Menurutnya, masyarakat harus tetap menjaga solidaritas dan kepedulian terhadap sesama, terutama ketika fasilitas desa seperti ambulans edang tidak dapat digunakan.

"Bila ada warga yang memerlukan angkutan ke rumah sakit hendaknya tetangga terdekat di lingkungan, yang punya kendaraan peduli untuk meminjamkan. Bilaamana ambulans desa sedang melayani warga lainnya," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, terdapat seorang warga di Desa Solokanjeruk, Kecamatan Solokanjeruk yang terpaksa mengantarkan anaknya yang sedang sakit ke rumah sakit dengan menggunakan odong-odong.

Hal tersebut disebabkan lantaran pemerintah desa yang bersangkutan, tidak dapat memberikan ambulans untuk digunakan mengantarkan anaknya ke rumah sakit. 

Kejadian tersebut sempat viral dan mendapatkan banyak respon dari Bupati Bandung, Dadang Supriatna hingga anggota dewan lainnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved