Dari Taman Cikapayang hingga Dago, Gerakan Bebersih Bandung Satukan Ribuan Warga dan Pemerintah

Tidak hanya terpusat di Taman Cikapayang, agenda ini juga dilaksanakan secara serentak di lima titik lain di kawasan utara Bandung.

|
Diskominfo Kota Bandung
Ribuan warga Kota Bandung berasal dari berbagai komunitas, organisasi kemasyarakatan, LSM, dan relawan menggelar aksi Bebersih Kota Bandung pada Minggu, 14 September 2025. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ribuan warga dari berbagai latar belakang tumpah ruah memenuhi kawasan Taman Cikapayang Dago-Gedung Sate pada Minggu, 14 September 2025.

Mereka datang sebagai bagian dari aksi Bebersih Kota Bandung, kegiatan kolaboratif yang melibatkan komunitas, organisasi kemasyarakatan, LSM, serta para relawan dari seluruh penjuru kota.

Gelaran tersebut berlangsung penuh energi, dihiasi teriakan semangat, yel-yel, dan wajah antusias para peserta.

Tidak hanya terpusat di Taman Cikapayang, agenda ini juga dilaksanakan secara serentak di lima titik lain di kawasan utara Bandung, menjadikannya simbol gerakan masif yang melibatkan banyak pihak.

Sejak pagi, barisan peserta sudah memadati lokasi sambil membawa perlengkapan kebersihan. Ada yang menenteng sapu, kantong sampah, bahkan cat untuk memperbaiki berbagai fasilitas umum yang membutuhkan sentuhan perawatan.

Tak hanya kelompok pecinta lingkungan, kehadiran warga perorangan, kalangan mahasiswa, dan sejumlah tokoh masyarakat membuat suasana kian meriah.

Sosok Putri Lingkungan Hidup Jawa Barat pun tampak hadir, menambah warna dalam momen yang sarat kebersamaan itu.

Menurut data panitia, lebih dari seribu orang mengikuti kegiatan secara langsung. Total partisipasi diproyeksikan menyentuh angka 5.000, tersebar di beberapa titik berbeda di kawasan utara kota.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, turun langsung ke lokasi untuk memberi apresiasi kepada seluruh peserta. Baginya, antusiasme yang terlihat menjadi bukti bahwa kepedulian masyarakat memegang peranan vital dalam menjaga kebersihan serta keteraturan kota.

“Akang Teteh hadir di sini bukan karena disuruh wali kota atau polisi, tetapi karena kesadaran bahwa Bandung adalah rumah kita bersama. Prinsipnya sederhana, warga jaga warga, warga jaga kota,” ujar Farhan.
Ia juga menekankan pentingnya menyeimbangkan kebebasan berekspresi dengan tanggung jawab menjaga ketertiban.

“Bandung adalah kota demokrasi yang sehat. Kebebasan jangan sampai menimbulkan kerusakan. Justru kegiatan ini menunjukkan bahwa warga Bandung bisa menjaga kotanya dengan cara yang positif,” tambahnya.

Tak berhenti pada kegiatan membersihkan sampah, para peserta juga melakukan perbaikan terhadap fasilitas umum yang sempat rusak. Salah satunya ikon tulisan “DAGO” yang sebelumnya dirusak kini dicat ulang secara gotong royong.

“Memperbaiki barang dengan alat itu mudah, tetapi memperbaiki wilayah bersama warga itu yang paling penting. Kita cat ulang, kita perbaiki. Go will be back,” ucap Farhan, disambut tepuk tangan meriah dari para relawan.

Farhan kemudian menjelaskan, mayoritas pekerjaan perbaikan fasilitas pascakejadian kerusakan dilakukan dengan memanfaatkan dana darurat. Adapun infrastruktur berskala besar, seperti jalan layang, ditangani bersama pemerintah pusat dan provinsi.

“Alhamdulillah, sejumlah fasilitas sudah kembali berfungsi, termasuk lampu lalu lintas yang sempat mati kini sudah menyala lagi,” katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved