Dago Circular Ecotourism Bandung: Menuju Ekosistem Wisata Berkelanjutan dan Berbasis Budaya Lokal

Roadmap Dago Circular merupakan rencana jangka menengah untuk membangun ekosistem wisata berkelanjutan di kawasan Dago dan sekitarnya

Tribun Jabar/ Nazmi Abdurrahman
SOSIALISASI - Suasana sosialisasi Dago Circular Ecotourism 2025 yang digelar Cakrawala Foundation, di Jalan Panghegar, Kota Bandung. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Nazmi Abdurrahman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ratusan peserta dari akademisi, peneliti, mahasiswa, pemuda, komunitas lokal, dan perwakilan pemerintah mengikuti sosialisasi Dago Circular Ecotourism 2025. 

Kegiatan itu digelar Cakrawala Foundation, di Jalan Panghegar, Kota Bandung dengan tema "Roadmap Dago Circular: Building Social Entrepreneurship." 

Founder Cakrawala Foundation, Abdul Rohman Hadi mengatakan, dalam acara tersebut, membahas pendekatan ekowisata sirkular yang mengintegrasikan konservasi lingkungan, pelestarian budaya lokal, dan pengembangan kewirausahaan sosial berbasis komunitas. 

Baca juga: Wisata Alternatif di Pangandaran, Bukit Baruno Surga Tersembunyi Perpaduan Alam dan Kuliner Sunda

Roadmap Dago Circular merupakan rencana jangka menengah dari Cakrawala Foundation, untuk membangun ekosistem wisata berkelanjutan di kawasan Dago dan sekitarnya, melalui pendekatan iteratif dan kolaboratif lintas sektor. 

Inisiatif ini tidak hanya fokus pada pelestarian lingkungan, tetapi juga pada aktivasi nilai-nilai budaya dan partisipasi publik secara luas.

Abdul Rohman Hadi mengatakan, dalam penelitiannya yang berjudul “Building NGOs Independence Through Innovation Strategies Towards Sustainable Social Enterprises” juga membahas bagaimana iterasi dan inovasi berkelanjutan sangat penting dalam mengubah kegiatan sosial menjadi kewirausahaan sosial. 

"Dengan strategi inovasi yang terus-menerus, organisasi sosial dapat menciptakan model bisnis yang berkelanjutan dan memberdayakan ekonomi komunitas secara mandiri," ujar Abdul Rohman Hadi, Kamis (19/6/2025).

Rangkaian roadmap ini, meliputi beberapa iterasi. Pertama, Surga Hijau bersama HUT SBM ITB pada Januari 2025, Surga Hijau bersama HUT ITB, Juni 2025 dan Puncak kegiatan pada September 2025, bertepatan dengan Hari Jadi Kota Bandung.

Melia Famiola, Ph.D, Dosen SBM ITB & Chairperson ESG SBM mengatakan pihaknya menjadi yang pertama menginisiasi Circular Dago, dimulai dari kampung sirkular dan mengintegrasikannya dengan perkuliahan, pengabdian masyarakat, dan riset. 

Baca juga: 5 Rekomendasi Tempat Wisata di Bandung, Cocok Berkunjung Bersama Keluarga saat Libur Kenaikan Kelas

"Harapannya, kolaborasi ini bisa menjadi project-based learning bagi mahasiswa dan menciptakan sosial entrepreneur. Ini adalah langkah penting untuk membangun ekowisata berkelanjutan yang dapat menjadi model dalam mengelola lingkungan, budaya, dan ekonomi lokal secara bersamaan," ujar Melia.

Kegiatan ini turut disoroti oleh Habib Syarief Muhammad, anggota Komisi X DPR RI yang mendukung penuh terhadap roadmap Dago Circular. Ia juga menyampaikan pentingnya memperluas jejaring kolaborasi ke sektor budaya.

“Pada hari puncak nanti, kita coba sambungkan ke Kementerian Kebudayaan. Karena Dago dan Bandung, selain sarat akan lingkungan yang asri, juga memiliki nilai sejarah dan budaya,” ujar Habib.

Kolaborasi lintas sektor yang terbangun mencakup: pemerintah pusat dan daerah, legislatif, akademisi, komunitas, sektor swasta, serta pemuda sebagai katalis inovasi sosial.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved