Keramik Bandung Tembus Pasar Internasional, Kisah Perjuangan Elina Farida Eksan

Bagi Elina Farida Eksan, tanah liat bukan sekadar bahan mentah. Di tangannya, tanah liat merupakan medium untuk berkarya dan berinovasi.

Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Giri
Tribun Jabar/Putri Puspita Nilawati
PEMILIK Elina Keramik, Elina Farida Eksan, dengan latar belakang berbagai produk yang dihasilkan di Studio Elina Keramik, Jalan Taman Pramuka No 181, Bandung. 

Dari sana, lahirlah beragam produk berbasis keramik, mulai dari aksesori fesyen seperti bros, hingga perlengkapan rumah tangga seperti cangkir dan hiasan dinding. 

Kini Elina Keramik juga merambah karya seni murni (artwork) yang lebih eksperimental.

Ketika memulai usahanya dua dekade lalu, Elina menghadapi tantangan besar, yaitu minimnya pemahaman masyarakat terhadap nilai seni dan fungsi keramik handmade. 

“Dulu orang tahunya keramik itu cuma pot. Jadi saya harus mengedukasi bahwa keramik juga bisa untuk fasyen atau tableware,” ujarnya.

Selain edukasi, tantangan lain datang dari harga. Produk keramik handmade tentu tidak bisa disamakan dengan produk pabrikan massal.

“Orang suka bandingkan harga. Misalnya satu set cangkir di pasaran bisa Rp 100 ribu dapat enam. Padahal kita buatnya satu-satu, warnanya racikan sendiri, dan bentuknya unik. Jadi kita harus jelaskan bahwa ini karya handmade,” ucapnya.

Meski awalnya hanya melayani pasar lokal, Elina perlahan menembus pasar internasional. Melalui berbagai pameran dan kompetisi desain, ia mulai dilirik pemerintah daerah dan kementerian untuk mengikuti pameran di luar negeri.

“Dari situ akhirnya ada pesanan dari luar negeri. Produk keramik ini telah dikirim ke Singapura, Malaysia, Thailand, Dubai, Amerika, hingga Eropa. Tahun lalu kita kirim cangkir kopi ke Belanda, tapi dipasarkannya di Paris,” ujarnya.

Namun pengiriman ke luar negeri tentu tidak mudah, mengingat sifat keramik yang rapuh. 

“Harus dibungkus satu-satu, berlapis, lalu dikirim pakai wooden pallet. Untungnya sejauh ini selalu sampai dengan aman,” tutur Elina.

Dari sekian banyak produk, cangkir dan aksesori menjadi yang paling diminati. 

“Cangkir kopi paling laris, ada juga mangkuk untuk membuat matcha yang sedang hits, banyak juga pesanan bros, magnet kulkas, dan souvenir tematik khas Bandung,” ujar Elina.

Selain estetik, produk-produk tersebut juga fungsional. Cangkir dari Elina Keramik, misalnya, punya daya tahan panas yang lebih lama dibanding gelas biasa. 

“Kalau dituang air panas, suhunya bisa tahan lebih lama, begitu juga kalau dingin,” katanya.

Dalam setiap produknya, Elina pun seringkali menggabungkan kekayaan Jawa Barat, misalnya saja gelas keramik dipadukan dengan bambu sebagai telinga atau pegangan cangkirnya.

Bagi Anda yang tertarik, bisa datang ke Elina Keramik yang buka setiap Senin-Sabtu pukul 08.00-16.00 WIB. (*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved