Waspada Flu Meningkat: IDAI Ingatkan Flu Berat Beda dengan Batuk Pilek Biasa
Menurut dr. Nastiti, kesalahpahaman umum di masyarakat adalah menganggap semua gejala batuk, pilek, dan bersin sebagai “flu”.
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Ravianto
“Flu bisa menyebabkan komplikasi berat sampai mengancam jiwa. Jadi ada yang keliru kalau bilang flu itu enggak berbahaya,” kata dia.
Virus influenza terbagi menjadi tipe A, B, C, dan D. Influenza A disebut paling berbahaya karena berpotensi menimbulkan pandemi dan menyebar luas, meskipun laporan terbaru juga menunjukkan kasus Influenza B bisa menimbulkan gejala berat.
Peningkatan Kasus dan Penularan
Data dari berbagai rumah sakit di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan jumlah pasien anak yang dirawat karena infeksi influenza A dan B.
Dr. Nastiti menyebut bahwa hal ini bukan semata-mata karena virusnya baru muncul, melainkan karena teknologi deteksi virus kini lebih baik, sehingga penyebab penyakit dapat diidentifikasi secara jelas.
“Dulu tidak terdeteksi karena tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium."
"Sekarang rumah sakit sudah bisa mendeteksi virus influenza, makanya kasusnya mulai banyak dilaporkan,” jelasnya.
Penularan influenza sendiri sangat cepat, terutama melalui percikan cairan (droplet) saat batuk, bersin, atau berbicara.
Bahkan, orang yang sudah terinfeksi dapat menularkan virus sebelum menunjukkan gejala sakit.
"Penularannya mudah, satu orang bisa menulari dua sampai tiga orang lain di sekitarnya,” tambahnya.
Imbauan dan Pencegahan
Berbeda dengan negara empat musim yang puncaknya terjadi saat musim dingin, dr. Nastiti menyebut kasus influenza di Indonesia yang beriklim tropis dapat terjadi sepanjang tahun, namun cenderung meningkat di musim hujan, yakni mulai Oktober hingga Maret.
Mengingat risiko komplikasi yang tinggi—dengan laporan dunia mencatat 3–5 juta kasus influenza berat dan hingga 650 ribu kematian akibat komplikasi pernapasan setiap tahun—masyarakat diimbau untuk tidak menyepelekan batuk pilek yang disertai demam tinggi dan lemas.
Orang tua diminta segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika gejala tampak berat atau tak kunjung membaik.
“Kalau anak demam tinggi, lemas, dan sulit makan atau minum, jangan tunggu lama. Segera periksa ke dokter,” pesannya.
Sebagai langkah pencegahan utama, dr. Nastiti juga menekankan pentingnya vaksinasi influenza tahunan, terutama untuk anak-anak, lansia, dan kelompok risiko tinggi, karena vaksin dapat mengurangi risiko gejala berat dan komplikasi secara signifikan.(*)
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita
Kasus Influenza Pada Anak Meningkat, Dokter Jelaskan Perbedaan dengan Bapil Biasa |
![]() |
---|
Ribuan Anak Keracunan MBG, Ikatan Dokter Anak Indonesia Minta Pemerintah Contoh Malaysia |
![]() |
---|
Makan Bergizi Gratis Berujung Keracunan, Bagaimana Seharusnya Penyajian MBG? |
![]() |
---|
Keracunan MBG: Dokter Ingatkan Jangan Sembarang Beri Obat Antidiare, Ini Alasannya! |
![]() |
---|
Edukasi Bahaya Konsumsi Makanan dan Minuman Manis Berlebih untuk Kader Posyandu Kelurahan Cipaganti |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.