Dari Konflik Jadi Simbol Damai: GSG Arcamanik Siap Sambut Menteri HAM dan Gubernur Jabar

TRIBUNJABAR.ID - Bandung  – Gedung Serbaguna (GSG) Arcamanik bersiap menjadi sorotan publik pada Rabu pada 3 September 2025. Dalam sebuah momentum

Istimewa
Dari Konflik Jadi Simbol Damai: GSG Arcamanik Siap Sambut Menteri HAM dan Gubernur Jabar 

TRIBUNJABAR.ID - Bandung  – Gedung Serbaguna (GSG) Arcamanik bersiap menjadi sorotan publik pada Rabu pada 3 September 2025. Dalam sebuah momentum bersejarah, Menteri Hak Asasi Manusia bersama Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dijadwalkan hadir dalam rangkaian kegiatan Kebhinekaan sebuah acara yang dirancang sebagai simbol rekonsiliasi, persatuan, dan moderasi beragama di tengah keberagaman masyarakat Jawa Barat.

Dipilihnya GSG Arcamanik bukan tanpa alasan. Gedung milik PBAK Santa Odilia ini sempat menjadi titik konflik antara warga dan jemaat Katolik terkait penggunaannya sebagai tempat ibadah sejak 2022. Setelah melalui proses panjang dialog dan mediasi, pada Juni 2025 tercapai kesepakatan bersama yang membuka jalan bagi rekonsiliasi dan kerukunan.

Kini, kunjungan resmi dari Kementerian HAM (Kemenham) serta Pemprov Jabar menjadi penanda baru: bahwa GSG Arcamanik bukan lagi simbol perpecahan, tetapi representasi keberagaman yang saling menghormati.

Agenda Berkelas, Nuansa Merakyat
Kegiatan ini akan diawali dengan kuliah umum di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dilanjutkan kunjungan ke GSG Arcamanik, dan ditutup dengan Dialog Kebangsaan di Gedung Pakuan. Di Arcamanik sendiri, warga akan disuguhkan berbagai kegiatan menarik, mulai dari:
Donor darah dan pemeriksaan kesehatan serta mata gratis
Pameran edukasi lingkungan dan sejarah intoleransi
Diskusi publik dengan gaya “serius tapi santai”
Stan kuliner tradisional yang dibagikan gratis
Semua acara dirancang inklusif, ramah anak muda, dan terbuka untuk umum.
Dukungan Lintas Iman dan Generasi Muda

Lebih dari 150 organisasi lintas iman dan kepemudaan, seperti Ansor, Gusdurian, Karang Taruna, ormas Katolik, hingga aparat TNI/Polri serta Kesbangpol, siap mendukung penuh agenda ini. Bahkan Kesbangpol menyiapkan pameran khusus mengenai sejarah intoleransi sebagai bahan renungan bersama agar masa lalu tak terulang.

Lurah Kelurahan Arcamanik, Sofian Ismail, menyatakan komitmen penuh pihak kelurahan dalam mendukung acara ini. Menurutnya, "Ini adalah kesempatan menunjukkan kepada Indonesia bahwa Arcamanik adalah contoh hidup toleransi dan harmoni. Konflik kemarin adalah masa lalu."

Simbol Baru Toleransi di Jawa Barat
Dalam sambutannya pada rapat persiapan (26/8/2025), Kepala Kanwil Kemenham Jabar, Hasbullah, mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Wali Kota dan Gubernur mengenai rencana pembangunan gereja yang bisa berdampingan langsung dengan masjid di Arcamanik sebuah simbol konkret kebhinekaan Indonesia.

“Fokus kami adalah memastikan hak semua warga dihormati, tanpa melihat latar belakang agama atau suku. Arcamanik adalah bukti bahwa kerukunan itu bisa diperjuangkan dan diwujudkan bersama,” tegas Hasbullah.

Dengan semangat kebersamaan dan komitmen pada nilai-nilai kemanusiaan, kegiatan di GSG Arcamanik pada 3 September 2025 diharapkan bukan sekadar seremoni, tetapi tonggak nyata dalam membangun Jawa Barat yang inklusif, rukun, dan menjunjung tinggi keberagaman. Mari hadir, berpartisipasi, dan bersama menjadikan Arcamanik sebagai cahaya toleransi bagi Indonesia.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved