Asisten Penasihat Presiden Dorong Prajurit TNI Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Achmad Tjachja Nugraha terus mendorong para prajurit TNI di semua wilayah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
BERI ARAHAN - Asisten Penasihat Presiden Bidang Pertahanan Nasional, Achmad Tjachja Nugraha, memberikan arahan kepada prajurit TNI di Secapa AD Kota Bandung, Jumat (7/11/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Asisten Penasihat Presiden Bidang Pertahanan Nasional, Achmad Tjachja Nugraha, terus mendorong para prajurit TNI di semua wilayah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Pasalnya, ketahanan pangan tersebut kini menjadi isu strategis yang tidak hanya menyangkut kesejahteraan masyarakat. Hal itu juga berkaitan langsung dengan pertahanan nasional dan stabilitas negara.

Achmad mengatakan, penguatan pertanian nasional dari semua elemen sangat penting untuk mewujudkan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan sebagai bagian dari upaya memperkuat kemandirian bangsa.

"Peningkatan kapasitas personel TNI AD di bidang pertanian akan memberikan kontribusi nyata terhadap percepatan Asta Cita Presiden RI, terutama dalam mewujudkan swasembada pangan dan memperkuat ketahanan nasional," ujar Achmad, Jumat (7/11/2025).

Terkait ketahanan pangan nasional tersebut sudah dia sampaikan pada kegiatan penguatan para peserta Diktukpa TNI AD di Markas Besar Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) Bandung.

Baca juga: Momen Lucu Adam Alis Disetop Polisi di Malaysia, Robi Darwis Unjuk KTA TNI: "Ini Kakang Juga Polisi"

Menurutnya, kehadiran anggota Babinsa di tengah masyarakat menjadi kekuatan strategis dalam mengidentifikasi serta menguatkan potensi komoditas lokal yang dapat membantu ketahanan pangan di tingkat desa.

"Sektor pertanian tidak hanya berperan sebagai penyedia pangan, tetapi juga sebagai motor penggerak ekonomi dan penopang stabilitas sosial masyarakat," katanya.

Ia mengatakan, krisis pangan global dan perubahan iklim menunjukkan pentingnya membangun sistem pangan nasional yang tangguh, berkelanjutan, serta kemandirian pangan. Itu menjadi benteng pertahanan bangsa dari ketergantungan impor yang semakin tinggi.

Baca juga: TNI AL Siapkan 2 Komando Armada Baru di Kalimantan Timur dan Ambon, Perkuat Pertahanan Laut

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, impor beras naik 165,27 persen, gandum 35,31 persen, tepung gandum 14,43 persen, dan gula 0,66 persen.

Dengan merujuk data tersebut, Achmad menilai kondisi ini menjadi peringatan bagi Indonesia untuk mempercepat program swasembada pangan nasional melalui modernisasi pertanian.

"Konsep ketahanan pangan mencakup empat pilar utama yaitu ketersediaan, akses, pemanfaatan, dan stabilitas pasokan. Keempat pilar ini harus diperkuat agar masyarakat memiliki akses dan keterjangkauan pangan yang berkelanjutan," ucap Achmad.

Sebagai Ketua Umum Keluarga Alumni Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis Indonesia (KASEPAI), dia menilai sinergi antara sektor pertanian dan pertahanan sangat dibutuhkan untuk memperkuat kemandirian bangsa.

Berdasarkan data yang ada, kata dia, sektor pertanian sendiri berkontribusi 11–13 persen terhadap PDB nasional dan menyerap sekitar 28–30 persen tenaga kerja di Indonesia. Bahkan, lebih dari 50 persen pendapatan petani masih bergantung hasil pertanian.

"Hasil pertanian diharapkan mampu menyumbang devisa negara antara Rp 500 triliun hingga Rp 600 triliun per tahun. Pemerintah menargetkan pertumbuhan PDB pertanian sebesar 4 persen melalui blueprint Kementerian Pertanian 2024–2029," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved