ITB Ciptakan Sistem Digitalisasi Peternakan, Bisa Beri Makan Ayam Melalui Ponsel

ITB menciptakan sistem digitalisasi peternakan yang bisa pantau berat badam ternak hingga beri makan via ponsel

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Siti Fatimah
Dok ITB
DIGITALISASI PETERNAKAN - Sejumlah warga saat mengikuti pelatihan cara mengoperasikan sistem digitalisasi peternakan yang diciptakan STEI ITB dalam PKM Desa Siporajaya, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kamis (21/8/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Institut Teknologi Bandung (ITB) menciptakan sistem digitalisasi peternakan bagi warga Desa Siporajaya, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar).

Sistem tersebut diciptakan dalam rangkaian pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang dilaksanakan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB untuk meningkatkan produktivitas peternakan masyarakat.

Dosen Kelompok Keahlian (KK) Teknik Telekomunikasi STEI ITB, Hamonangan Situmorang, mengatakan, sistem digitalisasi peternakan yang diciptakan juga pada dasarnya relatif sederhana, dan memanfaatkan internet of thing (IoT).

Menurut dia, melalui sistem itu menggunakan otomatisasi untuk memastikan ketersediaan pakan, air minum, mengatur suhu kandang, dan lainnya yang dapat dioperasikan melalui ponsel maupun laptop.

Baca juga: PLN UIP JBT Dorong Kampung Domba Cibuntu Jadi Peternakan Modern Berbasis Electrifying Agriculture

"Jadi, semuanya sudah diatur secara otomatis, dari mulai jadwal pemberian pakan, pemantauan berat badan ayam, dan termasuk suhu kandang," kata Hamonangan Situmorang dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/8/2025).

Ia mengatakan, jika suhu kandang ayam naik maka secara otomatis kipas akan menyala untuk mendinginkannya, dan lampu pemanas bakal menyala ketika suhu pada kandang ayam terpantau menurun.

"Dalam sistem ini, kami menggunakan sensor khusus di kandang ternak untuk memantau ketersediaan pakan, air, suhu, berat ternak, dan lainnya, sehingga dapat dipantau secara realtime juga," ujar Hamonangan Situmorang.

Saat ini, digitalisasi peternakan tersebut masih mengandalkan pasokan listrik PLN, dan jaringan internet dari provider telekomunikasi, tetapi ke depannya ITB akan mengembangkan energi terbarukan seperti angin atau tenaga surya.

"Kami berharap, pemerintah desa memfasilitasi penyediaan jaringan WiFi untuk sistem digitalisasi peternakan ini, dan semoga teknologi ini diadopsi secara luas untuk dimanfaatkan masyarakat," kata Hamonangan Situmorang.

Pihaknya mengakui, sistem digitalisasi peternakan itu baru diterapkan pada peternakan ayam, sedangkan penerapan di perikanan masih dalam tahap pengembangan, karena sensornya belum merespons secara optimal.

Baca juga: STEI ITB Kembangkan Sistem Peternakan Digital Terotomatisasi Skala Rumah Tangga

Ia menyampaikan, dalam PKM tersebut juga warga diberikan pelatihan khusus mengenai cara mengoperasikan sistem digitalisasi peternakan, misalnya, mengatur jadwal pemberian makan secara otomatis, dan lainnya.

"ITB juga membuka peluang kepada masyarakat untuk mengembangkan digitalisasi peternakan ini secara lebih besar, tetapi disarankan lokasinya di areal yang luas, dan jauh dari permukiman," ujar Hamonangan Situmorang.

Sementara Kepala Desa Sipora Jaya, Lutfi, meyampaikan terima kasih dan mengapresiasi atas kontribusi ITB dalam meningkatkan produktivitas peternakan melalui pengembangan sistem digitalisasi peternakan tersebut.

"Ke depannya, kami akan selalu berkoordinasi dengan ITB agar program digitalisasi peternakan ini berjalan secara optimal, dan mendorong kemandirian masyarakat melalui pemanfaatan teknologi," kata Lutfi.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved