Mayat di Puncak Ciremai
Cuaca Ekstrem Halangi Tim Evakuasi Jasad ODGJ di Puncak Ciremai
Tim evakuasi memilih Jalur Linggajati yang dikenal sebagai jalur ekstrem dengan tanjakan tinggi.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, KUNINGAN - Tim gabungan evakuasi yang terdiri dari TNI-Polri, BPBD, dan relawan kemanusiaan terpaksa menghentikan sementara perjalanan mendaki untuk mengevakuasi jenazah yang ditemukan di Puncak Gunung Ciremai.
Hujan deras dan kondisi cuaca ekstrem yang melanda sejak awal pendakian, Kamis (30/10/2025) malam, memaksa 60 petugas beristirahat di Pos Batu Lingga, dengan target evakuasi jasad korban rampung sore hari ini, Jumat (31/10/2025).
Anggota Rangers Linggajati, Barna, melaporkan bahwa tim telah mendaki selama hampir delapan jam sebelum memutuskan untuk beristirahat di Pos Batu Lingga yang berada di ketinggian 2.050 meter di atas permukaan laut (MDPL).
Keputusan ini diambil untuk pemulihan energi dan menyusul kondisi cuaca yang mengkhawatirkan.
"Jadi sekitar satu jam dari pemberangkatan pendakian. Curah hujan turun hingga berdampak perjalanan pendakian tadi," kata Barna.
Tim evakuasi memilih Jalur Linggajati yang dikenal sebagai jalur ekstrem dengan tanjakan tinggi, melewati pos-pos seperti Kuburan Kuda dan Bapa Tere.
Baca juga: Temuan Mayat di Kawah Gunung Ciremai, Kondisinya Memprihatinkan dan Sudah Dipenuhi Belatung
Jasad korban, yang ditemukan di Blok Sangiang Uruy atau sekitar 200 meter dari median kawah, diperkirakan sudah meninggal dunia lebih dari seminggu dalam kondisi membusuk dan dipenuhi belatung.
Korban diduga kuat merupakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang meninggal akibat kedinginan (hipotermia).
Kapolres Kuningan, AKBP Akbar, yang memimpin pelepasan tim, menegaskan bahwa evakuasi ini adalah misi kemanusiaan.
Polres Kuningan menerjunkan tim identifikasi untuk mengumpulkan data dan mengungkap penyebab pasti kematian korban.
"Kami turunkan tim identifikasi untuk melaksanakan olah TKP dan saat korban berhasil dibawa turun, kami menyiapkan bentuk penanganan melalui autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu," jelas Kapolres.
Jika perjalanan berjalan lancar pada Jumat (31/10/2025), jasad korban diperkirakan tiba di bawah sekitar sore hari menjelang malam.
Kejadian ini merupakan kasus kematian pertama di Puncak Gunung Ciremai sepanjang tahun 2025.(*)
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/mayat-di-puncak-ciremai.jpg)
:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/sungai-cibanjaran-meluap-3110.jpg) 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Pemandangan-Gunung-Ciremai-dari-Lapangan-GGM-111.jpg) 
												      	 
				
			:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Viral-istri-kades-di-Bogor-pamer-uang-gepokan-terungkap-sosoknya.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Kasus-penahanan-ibu-menyusui-di-Pengadilan-Negeri-Karawang.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/nenek-tewas-tertemper-KRL-di-Bogor.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Wali-Kota-Tasikmalaya-Viman-Alfarizi-Ramadhan-menandatangani-SK.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Kondisi-di-Cisolok-Sukabumi-setelah-terjadi-banjir-bandang.jpg) 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.